Sejumlah pekerja memepersiapkan keberangkatan pesawat Sriwijaya AIR di
Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, kemarin. Sriwijaya Air kembali
membuka rute baru, Makassar-Luwuk (Sulteng), mulai 13-8, 2012.
Bambang menjelaskan, pesawat yang dipandu Air Traffic Control (ATC) Bandar Udara Minangkabau tersebut mulai mendekati bandar udara dengan menggunakan radio navigasi ILS. Setelah melapor, ATC mengizinkan pendaratan dilakukan di landasan pacu atau runway 33. Nyatanya, pesawat tak juga mendarat di Bandara Minangkabau.
Ternyata, pesawat Sriwijaya Air yang dipiloti J. Gurdonis dengan first officer Rifky Yusuf itu mendarat di Bandara Tabing, Sumatera Barat. Menurut Bambang, pesawat membawa 96 penumpang dan empat awak, yakni pramugari bernama Farametha, Dian Irawati, Siti Amalia, dan Romeo Alvino.
Tidak ada korban jiwa akibat kesalahan pendaratan pesawat tersebut. “Seluruh penumpang dan awak pesawat selamat karena pendaratan normal. Hanya salah landasan,” kata Bambang.
Belum diketahui penyebab kesalahan pendaratan pesawat tersebut. Kementerian Perhubungan bersama Komite Nasional Keselamatan Transportasi, kata Bambang, masih menyelidiki penyebabnya.
Senior Manager Corporate Communication Sriwijaya Air Agus Soedjono tak mau berspekulasi soal penyebab salahnya pendaratan pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJY021. "Sudah ada lembaga yang ditunjuk untuk mencari penyebab itu, KNKT. Kami menghargai KNKT karena itu belum bisa bilang apapun," katanya.
Dia memastikan semua pilot dan co-pilot selalu mengikuti prosedur tetap, termasuk petunjuk pelaksanaan dalam penerbangan. Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar