Sebelumnya,
beredar di dunia maya sejumlah foto seorang wanita yang mirip Novi
hanya mengenakan bra berwarna biru dan berpose syur. Di wajahnya masih
ada luka tabrakan. Tatapan matamya sayu.Foto-foto yang beredar di dunia
maya ini diduga diambil setelah Novi diamankan oleh polisi setelah ia
menambrak tujuh orang karena mengendarai mobil dalam keadaan mabuk,
Kamis malam pekan lalu. Di beberapa foto tampak kedua tangan Novi
diborgol.
Beredarnya foto tersebut menunjukkan pengawasan
terhadap Novi sangat lemah. Polisi diminta mengawasi Novi dengan ketat
agar tidak kembali dilecehkan.
"Saya menuntut Polri
menyelidiki pelaku pengambilan foto dan yang mengedarkannya," kata di
Jakarta, Selasa, 16 Oktober 2012. Eva menyesalkan beredarnya foto-foto
yang diambil selama dia berada di dalam tahanan kepolisian.
Eva
menyatakan, peredaran foto tersebut menunjukkan lemahnya pengawasan
terhadap Novi. Bahkan, kata dia, ada kemungkinan foto tersebut diambil
sendiri oleh anggota kepolisian. "Sebab mereka yang punya akses langsung
terhadap tahanan," katanya.
Dia menyayangkan, tahanan
perempuan di lingkungan Polri mengalami pelecehan seksual. Dalam kasus
ini, Polri dinilai tidak mengintegrasikan perspektif HAM dalam menjalan
tugasnya. Eva menegaskan, perempuan berhak dilindungi dari pelecehan dan
dijaga martabatnya.
Menurut dia, Novi belum sepenuhnya
sadar dari pengaruh obat-obatan sehingga tidak bisa mejaga diri sendiri.
Karena itu, dia berhak mendapatkan perlindungan berlapis termasuk
dijaga kehormatannya. "Adalah ironis, Novi menjadi obyek tontonan dan
pelecehan seksual," kata dia.
Karena itu, dia menuntut
polisi menyelidiki pelaku pengambil gambar karena termasuk kejahatan
dunia maya. Eva mendesak agar pelaku dan pembiaran terhada peredaran
diproses sesuai kode etik Polri. Selain itu, Eva meminta agar Novi
diawasi oleh Polwan untuk memastikan tidak ada pelecehan selama Novi di
tahanan. Selain itu, Eva menegaskan bahwa Kapolri seharusnya sadar isu
gender merupakan persoalan serisu di tubuh Polri. Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar