Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Batu, Nusakambangan, Cilacap,
Jawa Tengah, Heri mengatakan pemindahan terpidana terorisme Ustad Abu
Bakar Baasyir dari Rumah Tahanan Bareskrim Polri ke Lapas Batu dilakukan
mendadak. Meski demikian ia mengaku siap.
"Pemindahan (Baasyir,Red) mendadak saja. Kami ketempatan jadi kami
siap melaksanakan perintah dari eksekutor Kejaksaan Agung," katanya
Sabtu (6/10/2012) pagi.
Saat dihubungi ia mengatakan masih menunggu kedatangan Mantan
pimpinan Jamaah Ansarut Tauhid itu. Pengamanan dilakukan oleh aparat
kepolisian di dermaga Wijayapura menuju penyeberangan Sodong,
Nusakambangan.
Sementara itu, seperti diberitakan Sekretaris Jenderal TPM Muannas
mengatakan bahwa dirinya menyesalkan pemindahan Baasyir malam hari tanpa
pemberitahuan sebelumnya ke pihak pengacara, TPM. Ia juga mengatakan
pemindahan tersebut dilakukan secara mendadak.
Baasyir dibawa menggunakan mobil tahanan pada pukul 22.50 WIB.
Dia
ditemani tiga anggota Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri
menggunakan kendaraan Densus Khusus 88 Antiteror, Kia Travello.Hingga
saat ini Baasyir belum sampai di Cilacap. Sumber
Pemindahan terpidana kasus terorisme, Abu Bakar Ba'asyir dari Rutan
Bareskrim Mabes Polri Jakarta ke lapas di Pulau Nusakambangan Cilacap
mendapatkan protes keras. Protes datang dari Jamaah Ansharut Tauhid
(JAT), organisasi yang didirikan Ba'asyir di Solo.
Karena tak ada pemberitahuan, JAT menganggap pemindahan tersebut
sebagai bentuk pemaksaan bahkan penculikan. Juru Bicara JAT, Sonhadi
mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya bersama Tim Pembela Muslim (TPM)
akan meminta penjelasan kepada Mabes Polri.
"Pemindahan paksa ini bisa dikatakan bentuk penculikan. Kami akan minta penjelasan," kata Sonhadi, Sabtu (6/10/2012).
Sebelum pemindahan itu, pihak keluarga sebenarnya sudah meminta
kepada Kemenkumham agar Ba’asyir ditahan di rutan yang dekat dengan
keluarga, misal Semarang atau Solo.
"Tapi belum ada jawaban, malah dipindah duluan. Apa pemindahan ini
ada kaitannya dengan peringatan tragedi bom Bali," ujar Sonhadi.
Menurut Sonhadi, saat pemindahan Jumat (5/10/2012) malam, keluarga di
Solo sama sekali tak mendapatkan pemberitahuan baik secara lisan maupun
tertulis. Ia yang saat itu berada di Jakarta dan mendapatkan kabar
langsung bertolak ke Bareskrim.
"Saat dipindahkan, Beliau hanya memakai sarung dan baju koko putih.
Beliau dibawa masuk ke mobil menempati kursi pojok belakang dipepet dua
orang," katanya yang hanya bisa melihat dari kejauhan, Sabtu
(6/10/2012). Saat dipindahkan tersebut, Ba’asyir sedang mengalami sakit
buang air dan keram di sejumlah anggota tubuh. Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar