Pilkada Kudus yang menurut rencana digelar pada 26 Mei 2013 dinilai
perlu ''pemanasan''. Delapan bulan jelang hari pemilihan, para calon
masih malu-malu dalam mendeklarasikan tekatnya untuk maju pada pesta
demokrasi tersebut.
Padahal, publik tentu membutuhkan waktu yang lebih longgar untuk
dapat mengenal para calon pemimpin masa depan. Ketua Front Pembebasan
Rakyat Miskin (FPRM) Kholid Mawardi, pemanasan yang dimaksud yakni
adanya keterbukaan dan keberanian calon untuk dapat menampilkan diri.
"Bila dilihat dari konteks pemilih harus mengetahui siapa calonnya, hal
tersebut menjadi sesuatu yang sifatnya posifif," katanya, Kamis (6/9).
Logikanya, semakin publik mengenal calon maka hasilnya akan lebih
maksimal. Sekali lagi, semua itu dengan mempertimbangkan penyiapkan
publik untuk dapat memilih pemimpin berdasarkan kualitas kepemipinannya
dibandingkan hanya saweran saja. "Masyarakat tentu perlu mengetahui lebih baik siapa pemimpinnya untuk periode mendatang," ujarnya.
Seandainya pengenalan tersebut dilakukan mendekati hari ''H'', Kholid
mengaku sah-sah saja dilakukan. Hal yang dikhawatirkan yakni masyarakat
tidak cukup waktu untuk mengenal para kontestan Pilkada itu. Situasi
seperti itu dikhawatirkan akan menimbulkan sikap pragmatis. "Misalnya,
pemilihan didasarkan atas siapa yang paling banyak memberi saweran,"
paparnya.
Tentu akan banyak yang sepakat bila pola perekrutan pemimpin masa
depan didasarkan atas kualitas kepemimpinannya. Jadi, saat sekarang
merupakan waktu yang tepat untuk dapat memberikan pembelajaran politik
kepada publik. Artinya, segala sesuatu yang terkait dengan Pilkada harus
dapat dilaksanakan sesuai prosedur yang berlaku.
"Bila tahapan yang digelar banyak dilanggar, maka harapan ideal dari
penyelenggaraan Pilkada yang bersih dan jujur akan kembali
dipertanyakan," imbuhnya.
Terpisah, anggota KPU Kudus Edy Supratno ketika diminta komentarnya
menyatakan secara institusi, selama ini pihaknya telah banyak memberikan
sosialisasi kepada pemilih pemula terkait penjaringan pemimpin pada
masa mendatang. Salah satunya dampak negatif politik uang dan berbagai
implikasinya telah dijelaskan kepada sekitar 3 ribu pemilih pemula. Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar