Di
usia 16 tahun, Othman dipercaya memimpin kota kecil di Tepi Barat
Palestina, Allar. Aktivitasnya yang menonjol di organisasi kepemudaan
membawanya menjadi delegasi untuk duduk di kursi nomor satu pemerintahan
Allar.
Banyak prestasi diraih siswi kelas dua sekolah menengah
atas ini saat menjabat walikota. Meski cuma dua bulan, Othman mampu
mendatangkan investor.
Berikut wawancara VIVAnews dengan Bashaer Othman di Hotel Ambhara, Jakarta Selatan, Kamis 13 September 2012, yang didampingi penerjemah:
Bagaimana proses Anda sampai terpilih sebagai walikota?
Pertama, saya mengajukan
sebagai ketua dari majelis pemuda di sana. Kemudian setelah terpilih,
saya mengajukan diri kepada walikota untuk diberikan kesempatan memimpin
kota selama satu minggu.
Setelah mereka yakin saya mampu dan
puas dengan kinerja saya selama satu minggu, akhirnya oleh walikota,
saya diperpanjang menjadi dua bulan. Kenapa demikian? Dia melihat saya
mampu menjadi referensi bagai anak muda di kota itu.
Alasan Anda dipilih?
Karena saya sudah
memenangkan pemilihan di tingkat dewan pemuda. Kenapa saya terpilih
sebagai ketua, karena saya sering pidato. Memang leadership saya sudah terbentuk dan terlihat. Jadi tidak ragu berbicara di depan orang.
Dalam dua bulan menjabat, apa saja yang Anda lakukan?
Prestasi saya yang
berhasil dicapai diantaranya mampu mendatangkan tiga investor. Salah
satunya adalah investor pabrik bahan bangunan. Prestasi kedua, saya bisa
menggalang kekuatan untuk memperkuat lingkungan dan keamanan. Ketiga,
saya mampu menjadi role model, bahwa seorang pemuda itu memiliki kapasitas memimpin ketika dia diberikan kesempatan.
Anda mengidolakan Soekarno dan Hitler?
Bung Karno itu seorang
figur yang dikenal di seluruh Palestina. Alasan saya mengidolakan
diaakarena Soekarno termasuk seorang pemimpin yang memulai untuk berani
mengakui Palestina sebagai sebuah negara. Paling tidak Bung Karno
mengakui Palestina yang memiliki hak-hak sebagai sebuah negara.
Kalau
Hitler, yang saya kagumi, dia memiliki pribadi yang kuat. Walaupun
ide-ide dia ditentang banyak orang, tapi kepribadian yang kuat membuat
dia selalu optimis. Itu yang saya kagumi dari Hitler.
Bisa gambarkan kehidupan pemuda di Tepi Barat?
Pemuda Palestina selalu
siap sedia berdiri membela negaranya dengan berbagai cara, apakah fisik
maupun nonfisik. Seperti cara-cara memberdayakan kebudayaan yang selama
ini berkembang di masyarakat.
Bagaimana pandangan politisi dan pemuda di sana saat Anda menjabat sebagai walikota?
Mereka senang sekali
dengan pengalaman saya seperti ini. Dan kini mereka tertarik terlibat
aktif dalam proses pengajuan diri sebagai pemimpin. Dulu mereka yang
takut dipilih maupun memilih, sekarang jadi berani. Jadi dampak
keberadaan saya sebagai walikota termuda sangat positif bagi pemuda di
sana.
Anda sudah punya pacar?
Belum punya pacar. Karir
dulu. Pemuda di Palestina hidup dalam kesulitan dan tekanan. Tidak
terpikir main-main, tidak terpikir pacaran. Jadi memikirkan solusi
untuk keluar dari tekanan saja sudah mengeluarkan banyak energi. Yang
dipikirkan adalah bagaimana membentuk karakter pemuda menjadi seorang
pemimpin.
Apa kendala menjadi walikota?
Permasalahan yang pertama
kali dihadapi adalah ketika saya berhadapan dengan orang-orang yang
menentang program seperti ini, karena saya seorang perempuan di sebuah
komunitas yang mayoritas laki-laki. Itu yang terberat.
Pekerjaan apa saja yang ditangani?
Saya melakukan semua
tugas yang dilakukan oleh walikota sebelumnya, dan saya juga selalu
berkonsultasi dengan walikota yang sebenarnya. Jadi ini merupakan
rutinitas saya sehari. Melaksanakan tugas dan selalu berkonsultasi.
Anda ingin total terjun ke politik atau mengutamakan pendidikan dulu?
Ke depan, saya ingin
menjadi seorang diplomat, dan saya ingin membantu kasus-kasus hukum dan
hubungan internasional. Itu salah satu ambisi saya. Jadi memang saya
tertarik di dunia politik. Setelah saya lulus dari universitas, saya
ingin masuk ke sekolah hukum.
Apakah Anda mendukung kemerdekaan Palestina?
Saya mendukung apapun itu untuk kemerdekaan Palestina
Bagaimana pendapat Anda soal dukungan Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina?
Saya tidak tertarik untuk menjawab soal politik tingkatan atas.
Apa pandangan Anda terhadap Indonesia?
Saya berpandangan,
Indonesia sebagai sebuah negara yang sangat besar dan punya potensi yang
luar biasa. Dan saya lebih memilih datang ke Indonesia ketimbang ke
Italia. Karena undangan datang dari dua negara datang secara bersamaan.
Saya memilih Indonesia
karena Indonesia adalah negara strategis. Pertama penduduknya
mayoritasnya muslim, dan selalu membela isu-isu Palestina di kancah
internasional.
Demonstrasi-demonstrasi yang dilakukan pemuda
Indonesia itu sudah menjadi berita keseharian di kalangan pemuda
Palestina. Jadi mereka seperti punya ikatan batin dengan Indonesia. Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar