Akhir Agustus lalu, Polda Jawa Timur berhasil
membongkar jaringan pekerja seks komersial kelas tinggi. Kisah
penyidikannya dimuat di majalah Tempo edisi pekan ini, 24 September
2012. Selengkapnya bisa dibaca di sini.
Sebelum
terjun ke bisnis esek-esek, Yunita alias Keyko adalah model laris di
Surabaya, Jawa Timur. Profesi model ini dia jalani saat awal-awal duduk
di bangku kuliah di sebuah perguruan tinggi ternama di Surabaya.
Dunia
model ini pula yang membawa Keyko ke gaya hidup glamor. Dia selalu
memakai tas dan baju bermerek serta makan dan minum di hotel berbintang.
Seiring dengan berjalannya waktu, Keyko pun mulai
merintis agensi modelnya sendiri. Menurut sumber Tempo yang mengaku
cukup mengenal Keyko, perubahan mulai terjadi ketika honor model dan
pendapatan agensinya tak lagi mendukung gaya hidupnya yang jetset. Dia
pun memilih jalan pintas menjadi pelacur. Untuk layanannya yang spesial
ini, ia mematok harga tinggi. »Ia laris karena wajahnya manis,” kata
sumber Tempo ini.
Para modelnya, seperti juga dirinya,
ternyata juga tertarik melayani lelaki hidung belang. Tanpa disangka,
bisnis ‘sampingan’ ini ternyata berkembang pesat. Para model yang
memiliki fungsi ganda ini senang bekerja sama dengan Keyko. Soalnya,
harga jasa yang ditawarkan Keyko ke para klien dianggap masuk akal dan
pembagiannya dengan sang model pun memuaskan.
Lebih dari
itu, Keyko bisa menjamin identitas para pelanggannya selalu tertutup.
Kerahasiaan ini yang membuat bisnisnya, ujar seorang penyelidik kasus
ini, jauh mengalahkan bisnis sejenis yang dilakukan oleh »legenda
esek-esek Hartono Ayam” di Jakarta pada 1990-an.
»Hartono
dulu jaringannya hanya kuat di Jakarta dan hanya memiliki beberapa ratus
perempuan, sedangkan ini ribuan...,” ujar sumber Tempo sambil
geleng-geleng kepala. Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar