Kemenangan Joko Widodo (Jokowi) dalam putaran quick count final Pilgub
DKI membuka mata bahwa koalisi parpol tak lagi efektif. Kepemimpinan
nasional lebih dipengaruhi kekuatan figur.
"Koalisi partai tanpa
mempertimbangkan ketokohan ternyata seperti macan ompong. Karena walau
bagaimanapun tokoh menjadi magnet utama dalam kontestasi politik," kata
Wasekjen Golkar Nurul Arifin, kepada detikcom, Jumat (21/9/2012).
Parpol
harus mengevaluasi diri. Apakah sudah benar-benar memperhatikan
aspirasi rakyat dalam menentukan calon untuk Pilkada dan tak menutup
kemungkinan untuk Pilpres.
"Partai harus sungguh-sungguh
memberikan kader terbaiknya di pilkada-pilkada. Jangan hanya pragmatisme
politik tapi harus obyektif dalam memutuskan siapa yang akan diusung,"
kata Nurul.
Bagaimanapun semua mata memantau proses Pilgub DKI
dari awal hingga akhir. Tak bisa dipungkiri, Pilgub DKI menjadi salah
satu barometer Pemilu 2014 yang akan datang.
"Pilkada DKI
merepresentasikan miniatur Indonesia yang majemuk dan pluralistik. Di
sini bermuara beragam etnis, golongan dan agama, sehingga pantas disebut
sebagai tolak ukur pemilu nasional," tandasnya. Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar