Senin, 19 November 2012

Mahathir Yakin Serangan 11 September Tidak Dilakukan Orang Arab

Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mendukung teori konspirasi bahwa pemerintah AS adalah pihak yang merencanakan serangan 11 September 2001 sebagai alasan menyerang dunia Islam.

Mahathir, yang menentang keras peran pemerintah AS dalam pendudukan Irak dan Afghanistan, mengatakan bahwa serangan tersebut menjadi pencetus tuduhan terhadap umat muslim di seluruh dunia, bahkan membuat penumpang pesawat yang beragama Islam untuk menjalani "pemeriksaan yang memalukan" dan penahanan tanpa sebab.
"Serangan 9/11 memicu peperangan mengerikan terhadap ratusan dan ribuan muslim, menghancurkan Irak dan Afghanistan, dan membuat muslim menjadi musuh dari seluruh dunia.”
"Sangat jelas bahwa ada pihak yang mendapat keuntungan dari hal ini... temukan siapa yang mendapat keuntungannya dan saya percaya kita akan menemukan teroris yang sebenarnya," katanya di pembukaan acara konferensi internasional "9/11 Revisited - Seeking the Truth" yang diadakan oleh Perdana Global Peace Foundation (PGPF) di Putra World Centre.
Mahathir juga menunjukkan keyakinannya bahwa umat muslim Arab tidak mampu membuat rencana serangan simultan yang distrategikan dengan sangat matang yang meruntuhkan New York World Trade Center tersebut.
"Saya meminta maaf kepada warga Arab, tetapi merencanakan dan menjalankan operasi rumit seperti ini bukanlah sesuatu yang dapat mereka lakukan dengan baik," katanya.
"Warga Arab adalah pejuang yang tangguh di masa lalu, tetapi setelah pihak Barat berkuasa, mereka telah kehilangan keahlian mereka dalam berperang."
Dia juga mengingatkan bahwa umat Muslim Arab tidak pernah menang sekali pun dalam berperang melawan Israel, dan dalam hitungan tahun setelah Israel dibentuk, bahkan pasukan gabungan dari Mesir, Yordania, dan Suriah tidak mampu mengalahkan pasukan Israel.
"Pihak Arab sepertinya tidak pernah bisa merencanakan strategi dan strategi perang mereka cukup jelek. Mereka bukan orang-orang yang disiplin. Seseorang bahkan rela membocorkan rahasia demi uang, terdapat juga warga Arab yang bahkan rela membocorkan lokasi persembunyian pemimpin mereka," kata Mahathir.

"Mereka memang pemberani dan rela mati demi kepercayaan mereka, tetapi mereka tidak seperti anggota marinir Amerika yang merencanakan eksekusi Osama bin Laden... termasuk pelenyapan tubuh dari korban dan mereka sungguh brilian mengerjakannya," tambahnya.
Mahathir juga mengatakan, kejadian 11 September memerlukan latihan keras bertahun-tahun, perencanaan dan strategi yang rumit, dan pelaksanaan yang akurat dan disiplin.
Dia menyampaikan bahwa jika warga Arab memang mampu merencanakan serangan seperti itu dari tempat terpencil di Afghanistan atau bahkan Irak, pihak intelijen AS seperti CIA (Central Intelligence Agency) pasti akan mengetahuinya terlebih dahulu dan menyabotase operasi tersebut.
"Tetapi fakta yang ada adalah empat pesawat berhasil dibajak dan semua berhasil menghantam target mereka," katanya.
Mahathir mengatakan bahwa dalam sejarah, tidak pernah ada kasus empat pesawat besar yang dibajak secara beruntun, dan di atas itu, keempatnya sedang terbang di wilayah udara berbeda dan arah yang berbeda.
Dia berkata bahwa itu masih sebuah misteri bahwa pembajaknya berhasil melumpuhkan kru dari empat pesawat tersebut, mengendalikan mereka, mengubah jalur penerbangan mereka ke empat tempat berbeda sebelum menabrakkannya ke target. Sumber

Tidak ada komentar: