Mahathir,
yang menentang keras peran pemerintah AS dalam pendudukan Irak dan
Afghanistan, mengatakan bahwa serangan tersebut menjadi pencetus tuduhan
terhadap umat muslim di seluruh dunia, bahkan membuat penumpang pesawat
yang beragama Islam untuk menjalani "pemeriksaan yang memalukan" dan
penahanan tanpa sebab.
"Serangan 9/11 memicu peperangan
mengerikan terhadap ratusan dan ribuan muslim, menghancurkan Irak dan
Afghanistan, dan membuat muslim menjadi musuh dari seluruh dunia.”
"Sangat
jelas bahwa ada pihak yang mendapat keuntungan dari hal ini... temukan
siapa yang mendapat keuntungannya dan saya percaya kita akan menemukan
teroris yang sebenarnya," katanya di pembukaan acara konferensi
internasional "9/11 Revisited - Seeking the Truth" yang diadakan oleh
Perdana Global Peace Foundation (PGPF) di Putra World Centre.
Mahathir
juga menunjukkan keyakinannya bahwa umat muslim Arab tidak mampu
membuat rencana serangan simultan yang distrategikan dengan sangat
matang yang meruntuhkan New York World Trade Center tersebut.
"Saya
meminta maaf kepada warga Arab, tetapi merencanakan dan menjalankan
operasi rumit seperti ini bukanlah sesuatu yang dapat mereka lakukan
dengan baik," katanya.
"Warga Arab adalah pejuang yang tangguh
di masa lalu, tetapi setelah pihak Barat berkuasa, mereka telah
kehilangan keahlian mereka dalam berperang."
Dia juga
mengingatkan bahwa umat Muslim Arab tidak pernah menang sekali pun dalam
berperang melawan Israel, dan dalam hitungan tahun setelah Israel
dibentuk, bahkan pasukan gabungan dari Mesir, Yordania, dan Suriah tidak
mampu mengalahkan pasukan Israel.
"Pihak Arab sepertinya tidak
pernah bisa merencanakan strategi dan strategi perang mereka cukup
jelek. Mereka bukan orang-orang yang disiplin. Seseorang bahkan rela
membocorkan rahasia demi uang, terdapat juga warga Arab yang bahkan rela
membocorkan lokasi persembunyian pemimpin mereka," kata Mahathir.
"Mereka
memang pemberani dan rela mati demi kepercayaan mereka, tetapi mereka
tidak seperti anggota marinir Amerika yang merencanakan eksekusi Osama
bin Laden... termasuk pelenyapan tubuh dari korban dan mereka sungguh
brilian mengerjakannya," tambahnya.
Mahathir juga mengatakan,
kejadian 11 September memerlukan latihan keras bertahun-tahun,
perencanaan dan strategi yang rumit, dan pelaksanaan yang akurat dan
disiplin.
Dia menyampaikan bahwa jika warga Arab memang mampu
merencanakan serangan seperti itu dari tempat terpencil di Afghanistan
atau bahkan Irak, pihak intelijen AS seperti CIA (Central Intelligence
Agency) pasti akan mengetahuinya terlebih dahulu dan menyabotase operasi
tersebut.
"Tetapi fakta yang ada adalah empat pesawat berhasil dibajak dan semua berhasil menghantam target mereka," katanya.
Mahathir
mengatakan bahwa dalam sejarah, tidak pernah ada kasus empat pesawat
besar yang dibajak secara beruntun, dan di atas itu, keempatnya sedang
terbang di wilayah udara berbeda dan arah yang berbeda.
Dia
berkata bahwa itu masih sebuah misteri bahwa pembajaknya berhasil
melumpuhkan kru dari empat pesawat tersebut, mengendalikan mereka,
mengubah jalur penerbangan mereka ke empat tempat berbeda sebelum
menabrakkannya ke target. Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar