Ketua Mahkamah Konstitusi M. Mahfud Md. merasa kasihan
terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ia menyebut Presiden
mendapat masukan sesat sehingga memberikan grasi kepada orang yang tak
tepat. ”Presiden banyak mendapat masukan yang sesat, yang hanya ingin
menyenangkan Presiden,” kata Mahfud kepada wartawan di Jakarta tadi
malam. ”Banyak orang cari muka, sehingga dunia hukum kita jadi
kacau-balau.”
Komentar keras Mahfud ihwal kalangan Istana
itu terkait dengan pemberian grasi bagi Meirika Franola alias Ola.
Jumat lalu, ia juga menuding adanya mafia hukum yang mampu meyakinkan
pihak Istana terkait dengan pemberian grasi tersebut. ”Seakan-akan grasi
itu sudah tepat.” Padahal, menurut Mahfud, Mahkamah Agung telah memberi
pendapat kepada Presiden agar Ola tidak diberi grasi karena dia bukan
kurir.
Ola adalah terpidana mati kasus penyelundupan
kokain dan heroin di Bandara Soekarno-Hatta pada Januari 2000. Dia lalu
mendapat grasi. Vonisnya dikurangi menjadi seumur hidup. Tapi, setelah
mendapat grasi, Ola, yang masih mendekam di penjara Tangerang, diduga
terlibat lagi, bahkan disebut sebagai otak peredaran narkotik. Hal ini
terungkap setelah Badan Narkotika Nasional menangkap NA, 40 tahun, pada 4
Oktober lalu di Bandara Husein Sastranegara, Bandung. NA kedapatan
membawa sabu 775 gram. Hasil penyelidikan Badan Narkotika, NA mengaku
sebagai kurir Ola.
Tudingan tersebut kontan membuat
kalangan Istana gerah. ”Tak perlu mencari popularitas dengan cara
seperti itu. Bikin hubungan Istana dan MK tak harmonis,” ujar Menteri
Sekretaris Negara Sudi Silalahi di Jakarta, kemarin. Dia meminta Mahfud
tak sembarangan mengumbar pernyataan di depan publik. Dia menyarankan,
jika ada sesuatu yang ingin disampaikan, Mahfud sebaiknya bicara
langsung ke Istana.
Bukan hanya Sudi, Sekretaris Kabinet
Dipo Alam juga menyesalkan pernyataan Mahfud. Menggunakan bahasa Sunda,
Dipo berujar, ”Ceuk orang Sunda, teh, eta mah bobodoran si Kabayan.
Mahfud sanes fatwa Ketua MK (Kata orang Sunda, omongan Mahfud bukanlah
fatwa. Itu hanya lawakan seperti Kabayan).”
Dipo
menegaskan, pihak Istana telah menjelaskan bahwa grasi tidak diberikan
sembarangan karena sudah melalui tahapan analisis lembaga hukum. Dia
meminta Mahfud fokus saja pada pekerjaannya di Mahkamah Konstitusi.
”Omongan itu genit sekali dan mencari perhatian,” kata Dipo.
Mahfud sendiri menanggapi enteng respons Istana. Dia pun tak
berkeberatan jika ucapannya berdampak hubungan Istana dengan lembaganya
tak harmonis. »Tidak masalah,” katanya saat dimintai konfirmasi kemarin.
Ihwal permintaan agar tak lagi mencampuri Istana, Mahfud lagi-lagi
menanggapi dengan santai. »Itu menunjukkan mereka pembantu Presiden yang
baik.” Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar