Banyaknya jenderal polisi yang mencalonkan diri sebagai gubernur bukti
jika mereka tidak bisa berlama-lama jauh dengan kekuasaan. Meski sudah
pensiun, para jenderal tetap percaya diri untuk ikut bertarung di
Pilkada.
"Ada keinginan selesai pensiun mereka ingin berkuasa di
pemerintahan. Mereka berharap pensiun jadi kepala daerah," kata Ketua
Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane saat dihubungi
merdeka.com, Senin (12/11).
Keikutsertaan para jenderal polisi
dalam pemilihan gubernur (Pilgub), lanjut Neta, bisa menjadi tolak ukur
bagi Polri, sejauh mana masyarakat percaya kepada mereka. Jika dilihat
dari kondisi sekarang, dirinya tidak yakin jika ada jenderal polisi yang
berhasil menjadi gubernur.
Kepada para jenderal yang mencalonkan
diri sebagai gubernur, Neta mengingatkan agar mereka berfikir dua kali.
"Dari survei yang dilakukan beberapa partai politik, masyarakat yang
memilih calon kepala daerah yang berasal dari polisi berada di bawah
lima persen, bahkan ada yang hanya satu persen," ujarnya.
Salah
satu jenderal polisi yang mencalonkan diri sebagai gubernur adalah
Kapolda Sumatera Selatan Irjen Pol Dikdik Mulyana Arief Mansyur. Dirinya
mencalonkan diri sebagai Gubernur Jawa Barat melalui jalur independen.
Sebelumnya,
Wakapolri Komjen Pol Nanan Sukarna juga ikut serta dalam pilgub Jawa
Barat. Namun belakang Nanan mengurungkan niatnya. "Katanya begitu.
Komunikasi intensif belum ada. Tapi bagian dari komunikasi ada," kata
Nanan.
Pada Pilgub DKI 2007, mantan Wakapolri Komjen Pol (purn)
Adang Daradjatun pernah maju dalam Pilgub DKI Jakarta. Adang waktu itu
rela meninggalkan posisinya sebagai Wakapolri. Dia waktu itu lebih
memilih mencalonkan jadi gubernur DKI berpasangan dengan Dani Anwar
melawan pasangan Fauzi Bowo (Foke)-Prijanto. Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar