Pusat studi ini akan
menjadi bagian dari The Center for Strategic and International Studies
(CSIS), atau Pusat Studi Strategi Internasional, di Washington DC.
Ernest Bower, Direktur Program Asia Tenggara dan Asia Pasifik CSIS,
didaulat menjadi ketua pusat studi ini.
Direktur Utama
CSIS, Dr. John Hamre, menyatakan berterima kasih atas kontribusi
keluarga Prabowo pada lembaga mereka. "Pusat studi ini akan fokus pada
isu kebangkitan ekonomi yang merupakan aspek penting di wilayah Asia
Tenggara," katanya dalam pembukaan acara.
Ketika tiba
gilirannya berpidato, Hashim mengatakan bangga bisa membantu berdirinya
Pusat Studi Kajian Ekonomi yang didedikasikan untuk ayahnya. "Ini
merupakan momen penting dalam sejarah Indonesia dan Asia Tenggara,"
katanya.
Salah satu kegiatan pusat studi ini kelak adalah
menggelar Banyan Tree Leadership Forum sedikitnya 10 kali dalam setahun.
Forum diskusi ini akan membahas berbagai isu penting tentang
perkembangan Asia Tenggara dan Asia Pasifik. "Saya akan sempatkan selalu
hadir," kata Hashim.
Selain itu, pusat studi ini
juga memfasilitasi kunjungan anggota Kongres Amerika ke Indonesia, serta
sebaliknya, anggota DPR ke Amerika. Pemberian beasiswa juga bakal jadi
bagian dari kerja-kerja pusat studi ini.
Ditemui seusai
acara, Hashim membantah bahwa pendirian pusat studi ini berkaitan dengan
rencana pencalonan diri Prabowo menjadi presiden pada 2014. Sampai saat
ini, Prabowo masih direpotkan dengan tudingan keterlibatannya pada
sejumlah kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di masa Orde Baru.
"Tentu CSIS tidak akan mau mencampuri urusan politik di Indonesia," kata
Hashim.
Secara terpisah, Ernest Bower membenarkan ucapan
Hashim. "Di dalam perjanjian tertulis antara Arsari Foundation dan CSIS
sudah ditegaskan bahwa tidak akan ada kontak atau diskusi dengan
Prabowo," katanya. Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar