Kondisi ini mendorong kelompok yang terdiri dari pelaku indutri
rokok, petani tembakau dan pelaku budaya mencoba menghadang Framework
Convention on Tobacco Control (FCTC).
Anggota DPR RI, Rieke Dyah Pitaloka, sebagai salah satu tokoh yang
getol mengumandangkan perlawanan pada aturan dunia tentang pembatasan
tembakau berharap pemerintah dan masyarakat turut mendukung keberadaan
rokok kretek.
“Rokok kretek sama seperti batik atau tempe, rokok kretek hanya ada
di kamus bahsa Indonesia, kalau ini coba dihilangkan oleh negara di
dunia kita harusnya melawan,” ujar pemeran tokoh Oneng itu dalam seminar
Membedah FCTC, “Membela Kretek, Membela Indonesia”, di hotel Santika
Pandegiling, (15/10/2012).
Selain latar budaya khas kata Rieke, rokok kretek menjadi sumber ekonomi bagi industri, masyarakat dan petani tembakau.
Sekjen Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia (GAPPRI), Hasan
Aoni Aziz Us mengatakan, saat ini regulasi yang ada seolah telah diatur
sedimkian rupa untuk menciptakan persaingan pasar rokok yang tidak
berimbang. Industri rokok lokal banyak dirugikan dengan regulasi yang
menghimpit mereka.
"Cukai rokok yang tinggi, harga jual eceran (HJE) yang tidak pernah
naik sejak empat tahun lalu membuat beban penjualan rokok tinggi dan
profit menurun. Kami melihat ini sebagai upaya penghilangan indutri
rokok nasional,” tegas Hasan.
Politikus asal PDIP ini mengatakan, bahwa tahun 2007 tercatat ada
sekitar 5.000 an industri rokok yang aktif berproduksi secara nasional.
Tapi saat ini jumlah industri rokok lokal turun drastis menjadi 800 an
industri. Dari jumlah itu mayoritas berada di Jawa, khususnya Jatim. Di
sisi lain, banyak perusahaan asing yang membeli saham perusahaan rokok
besar di Indonesia.
Sekretaris Gabungan Perusahaan Rokok (Gapero) Surabaya, Henry Najoan
menambahkan kondisi industri rokok kretek kecil di Jatim dan Surabaya
saat ini semakin terjepit dengan melambungnya harga cengkeh.
“Harga cengkeh yang biasanya Rp 60 jadi Rp 200 per kg, penyebabnya
panen yang jelek karena cuaca,” ujar Hasan di sela acara Seminar. Ia
berharap, ada sinergi antara pusat perindustrian dan perdagangan untuk
melindungi industri rokok lokal. Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar