Meledaknya partisipasi
publik di dunia digital soal korupsi yang dipicu sengkarut konflik
Komisi Pemberantasan Korupsi dengan Kepolisian RI membuat Transparency
International Indonesia tergerak untuk mengadakan lomba blog bertema
"Melawan Korupsi, Siapa Takut!"
"Ini momentum. Kami harap dari lomba ini muncul para blogger
yang bisa jadi muazin di mana-mana," kata Sekretaris Jenderal
Transparency International Indonesia Teten Masduki di kantornya, Selasa,
9 Oktober 2012. Teten merujuk pada unjuk rasa publik yang merebak di
seluruh Indonesia, setelah sejumlah oknum polisi mencoba menggerebek
gedung KPK, pekan lalu.
Aktivis dari berbagai LSM
saat berorasi di depan gedung KPK untuk menyatakan dukungannya kepada
KPK atas tindakan Polri yang mementingkan kepentingan institusi, bukan
kepentingan negara, Jakarta, (5/10). Tempo/Seto Wardhana
Jumat malam, 5 Oktober 2012, Komisaris
Besar Dedy Irianto datang ke gedung komisi antirasuah membawa surat
penangkapan koordinator satuan tugas kasus korupsi pengadaan alat
simulator sim yang ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi, Novel
Baswedan.
Novel hendak ditangkap karena diduga terlibat kasus
penembakan di Bengkulu pada 2004. Pencidukan gagal setelah Ketua KPK
Abraham Samad, Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto, dan pimpinan KPK
lainnya turun tangan.
Bambang menyebut upaya penahanan Novel
sebagai bentuk kriminalisasi KPK. Pasalnya, kasus yang terjadi
bertahun-tahun lalu itu mencuat ketika Novel menyidik mantan Kepala
Korps Lalu Lintas Kepolisian, Inspektur Jenderal Djoko Susilo, dalam
kasus korupsi pengadaan alat simulator SIM.
"Jumat malam itu luar
biasa. Gerakan cepat via Twitter dan BlackBerry Messenger jadi modal
kita. Ini bukti publik melek," tutur Teten. Buktinya, tagar #SaveKPK
yang berarti "Selamatkan KPK" jadi topik teratas di Twitter.
Kritikus film, praktisi periklanan, dan juga blogger,
Totot Indrarto, mengatakan, ada aktivitas yang relatif homogen ketika
isu besar mencuat. "Lihat tabrakan Xenia maut, kasus Prita yang berujung
Koin Prita, tagar #SaveKPK kemarin. Ini jadi bukti bahwa masyarakat
sudah bisa bicara," katanya.
Totot mengakui, upaya mengadakan
lomba blog ini bukan berarti untuk mendorong munculnya revolusi
antikorupsi, tapi setidaknya lomba ini bisa menjadi langkah kecil pemicu
generasi muda melek korupsi. "Bagus kalau bisa menumbuhkan budaya
antikorupsi bagi generasi muda," tutur pria berkacamata lebar itu.
Adapun
lomba dibagi untuk dua kelompok peserta, pelajar dan mahasiswa, serta
masyarakat umum. Peserta mengisi formulir pendaftaran yang bisa diunduh
di www.indonesiabersih.org dan mengembalikannya melalui e-mail ke alamat clubindonesiabersih@gmail.com, paling lambat Rabu, 28 Oktober 2012.
"Ada hadiah gadget Android dengan total senilai Rp 15 juta," kata Teten. Sumber
1 komentar:
agan mau backlink kunjumgi situs ane
http://vaj-japan.blogspot.com/
Posting Komentar