Direktur Utama PT Pos Indonesia, I Ketut Mardjana,
mengatakan layanan jasa keuangan saat ini sudah menyumbang pendapatan
lebih dari 40 persen pendapatan. "Mayoritas di kantor Pos lebih banyak
melayani jasa transaksi keuangan dibandingkan dengan mail (jasa
pengiriman)," kata dia di Bandung, Rabu, 26 September 2012.
Ketut
mencontohkan, di Lombok misalnya, transaksi jasa keuangan yang dilayani
kantor Pos di sana bisa menembus 58 persennya. Porsinya terus naik
dibandingkan tahun lalu dan posisinya menyumbang 38 persen revenue PT
Pos Indonesia. "Secara nasional, porsinya 40 persen. Kami harapkan pada
2012 ini, lebih dari 40 persen revenue dari jasa keuangan," ujarnya.
Menurut
dia, jasa keuangan yang dilayani PT Pos itu berupa jasa wesel, pos pay,
serta distributiion fund, di antaranya dana pemerintah. "Transaksi
paling besar itu dari wesel dan pos pay," kata Ketut.
Dalam
sebulan, PT Pos Indonesia melayani 1 juta transaski pengiriman uang
dalam negeri dengan nilai minimal Rp 1 triliun. Sedangkan transaksi
pengiriman uang dari luar negeri lewat PT Pos menembus 300 ribu
transaksi per bulan. "Nilainya triliunan rupiah," kata Ketut.
Sedangkan
transaksi layanan jasa pengiriman, baik surat dan paket, cenderung
turun. Tahun lalu menyumbang 60 persen pendapatan, sedangkan tahun ini
Ketut memperkirakan hanya 54 persen. "Tapi dari segi volume naik, ujar
dia.
Ketut optimistis target pendapatan PT Pos Indonesia
tahun ini Rp 3,4 triliun bisa terpenuhi karena bisnis pengiriman paket
tumbuh pesat dengan berkembangnya perdagangan online. Pertumbuhan
pengiriman paket tahun ini naik 40 persen. "Hampir semua sektor tumbuh,
baik dari sektor kiriman dokumen, paket, apalagi jasa keuangan. Ini
tumbuh luar biasa," kata dia. Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar