Anggota Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta, Sumarno menunjukkan surat
suara untuk pemilihan kepala daerah DKI Jakarta putaran kedua, di kantor
KPU DKI Jakarta, Jumat (31/8/2012). Pemilihan Gubernur dan Wakil
Gubernur DKI Jakarta putaran kedua akan dilaksanakan pada 20 September
2012. Pasangan Fauzi Bowo - Nachrowi Ramli dan Joko Widodo - Basuki
Tjahaja Purnama akan kembali beradu pada putaran kedua tersebut.
"Jangan ikut-ikutan, jangan mudah terhasut dan harus mewaspadai money politic," katanya.
Menurut Sumarno, praktik money politic memiliki korelasi dengan korupsi. Uang yang digunakan untuk praktik money politic diduga hasil korupsi, pun kelak jika terpilih, pemimpin terpilih pun akan korupsi, untuk menutup kerugiannya karena praktik money politic.
"Kalau dikasi
uang jangan terima, jangan terima uangnya, jangan pilih orangnya karena
bisa saja itu hasil korupsi," kata Sumarno saat melakukan sosialisasi
Pilkada DKI Jakarta putaran kedua di hadapan siswa kelas XII di SMA 25
dan SMA 68, Jakarta Pusat, Senin (10/9/2012).
Mengantisipasi
tingginya angka golongan putih (golput) dalam Pilkada DKI Jakarta
putaran kedua, Sumarno juga kembali mengatakan pentingnya partisipasi
aktif masyarakat dalam Pilkada DKI Jakarta putaran kedua. Partisipasi
aktif ini diwujudkan dengan mendatangi TPS pada 20 September dan
menggunakan hak suara dengan memilih pasangan cagub dan cawagub yang
diyakini mampu memimpin DKI Jakarta.
"Jangan dijadikan alasan
untuk jalan-jalan. Liburan itu dijadikan kesempatan yang diberikan
kepada pemilih untuk datang ke TPS, untuk coblos," ujarnya.
Kepada
para siswa SMA, Sumarno juga menjelaskan bahwa Negara Indonesia
menganut sistem demokrasi yang oleh karenanya peran masyarakat sangat
penting dalam mengawal berbagai kebijakan dan menentukan para
pemimpinnya.
"Mengapa perlu memilih? Banyak yang bilang, mendingan ke warnet atau liburan ke mana gitu.
Pandangan itu salah. Dalam pendidikan kewarganegaraan, adik-adik sudah
tahu bahwa pemerintahan kita dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Jadi, sebenarnya kita pemegang kekuasaan. Itu berarti, jika kita ikut
memilih, kita mewakilkan kedaulatan kita kepada orang yang kita
percayai," ungkapnya.
Partisipasi pemilih pemula, seperti
anak-anak SMA, dalam menentukan pemimpin DKI Jakarta pun dinilai sangat
penting. Ia menilai pemilih pemula ini bersikap kritis dan jumlahnya
cukup signifikan. Kontribusi mereka akan memberikan hal positif untuk
pilkada kali ini. Untuk itu, Sumarno berharap para calon pemilih
tersebut tidak menjadi golput atau mengabaikan hak pilihnya.
Putaran
kedua Pilkada DKI Jakarta akan diikuti oleh 800.000 pemilih pemula atau
20 persen dari kesemua pemilih. Pemilih pemula merupakan pemilih yang
berumur 17 tahun hingga 11 Juli 2012. Adapun yang berumur 17 tahun
antara 11 Juli dan 20 September 2012 tidak termasuk dalam kategori
pemilih karena tetap tak diperkenankan mencoblos pada putaran kedua.
Kepada
90 siswa yang hadir dalam acara tersebut, Sumarno menjelaskan bahwa
model kampanye pada pilkada putaran kedua berbeda dari model kampanye
pada Pilkada DKI Jakarta putaran pertama. Ia mengajak para pemilih
pemula untuk menyaksikan kampanye calon kepala daerah melalui debat dan talkshow di
televisi. Kampanye melalui media massa ini ditujukan untuk penajaman
visi dan misi kandidat peserta yang berlangsung selama 14-16 September. Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar