Pakar politik Mochammad Nur Hasim menilai pasangan
Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli (Foke-Nara) dan Joko Widodo-Basuki Tjahaja
Purnama (Jokowi-Ahok) akan bersaing ketat pada putaran kedua Pemilihan
Gubernur DKI Jakarta 2012 pada 20 September.
Nur Hasim menilai kekalahan Foke pada putaran pertama lalu bisa jadi karena dia dan pendukung fanatiknya sudah yakin akan menang sehingga tidak menjalankan "mesin politik" secara optimal.
Dia mengatakan karena pendukung fanatiknya sudah yakin akan menang, karena adanya survei yang menyatakan Foke akan menang satu putaran, mereka tidak datang ke tempat pemungutan suara.
"Bisa saja ada pemikiran, tanpa dukungan mereka pun Foke sudah pasti akan menang. Ternyata, perolehan suara Foke kalah jauh bila dibandingkan Jokowi," katanya.
Bila hal itu benar-benar yang terjadi terhadap pihak Foke, maka Nur Hasim mengatakan itu merupakan fenomena yang menarik. Menurut dia, fenomena semacam itu pernah terjadi saat pemilihan umum di Inggris.
Karena itu, dia menilai meskipun unggul dari Foke pada putaran pertama, Jokowi tetap harus bekerja keras pada putaran kedua. Sebab, kekalahan di putaran pertama tentu akan dievaluasi dan dianalisis oleh mesin politik Foke.
"Apalagi Foke didukung oleh koalisi partai-partai besar yang ada di DPRD DKI dan sejak putaran pertama sudah lebih intensif melakukan pendekatan kepada calon pemilih," katanya.
Namun, dia mengatakan semua bisa terjadi di Jakarta. Sebab, pemilih di Jakarta sangat sulit dideteksi, berbeda dengan masyarakat di daerah lain yang biasanya sudah terlihat kantong-kantong massa yang mendukung calon tertentu.
"Sulit dideteksi adalah ciri masyarakat urban yang merupakan mayoritas di Jakarta," katanya.(rr). Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar