Di balik kisah
pilu masih saja ada pihak memanfaatkan situasi itu. Penipu mengaku
korban untuk mendapatkan belas kasihan dan perhatian pemerintah Amerika.
Salah satu penipu bernama Tania Head. Dia mengaku menjadi salah satu
dari 19 korban selamat dalam peristiwa September hitam itu.
Surat kabar the Daily Mail
melaporkan (25/3/2012), Head mengaku kehilangan kekasihnya di kejadian
itu. Warga Amerika bersimpati pada perempuan ini. Tapi kenyataannya, dia
menggunakan kisah orang lain benar-benar selamat dari tragedi itu.
Head
meminjam kisah Linda Gormley yang selamat dari kejadian terorisme WTC
dan menjadikannya seolah peristiwa dialami sendiri oleh dia. Lima tahun
lalu kebohongannya terungkap oleh surat kabar New York Times.
Tahun ini skandal ketidak jujuran itu bakal dibuat menjadi buku
berjudul: Perempuan Tidak Pernah Ada di Sana, ditulis Robin Gaby Fisher
dan Angelo J. Guglielmo Jr, dan diterbitkan bulan depan.
Kebohongan
Head dimulai pada 2003 saat dia tiba-tiba muncul menjadi warga Amerika
selamat dari serangan itu. Ia mengarang cerita, betapa kejadian teror
itu masih membuat dirinya trauma. Pejabat setempat, media, sesama korban
dan keluarga korban percaya atas cerita itu dan bersimpati pada Head.
Perempuan ini lantas menjadi pimpinan lembaga masyarakat untuk korban
WTC.
Bangkai ditutupi akhirnya tercium juga. Berada di tampuk
kepemimpinan itu membuat Head juga menjalin pertemanan dengan Gormley.
Alih-alih membantu, Gormley malah ditekan dan dibangkitkan kenangan atas
peristiwa membuat dia kehilangan kekasih bernama Dave. "Sakit saya
bertambah ketika Head membuat itu menjadi peristiwa dia," kata Gormley.
Padahal saat peristiwa itu terjadi, Head tengah bersekolah di Kota
Barcelona, Spanyol.
Head menghilang saat kebohongannya terungkap
pada 2007. Hingga kini keberadaannya belum diketahui. Pemerintah Kota
New York yakin banyak penipuan terjadi mengkaitkan kejadian teroris itu,
tapi skandal Head paling buruk untuk dijadikan pelajaran. Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar