Kader diminta tak menanggapi segala bentuk serangan berbau SARA.
VIVAnews - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) tidak mau reaktif terhadap kencangnya isu berbau SARA yang ditujukan kepada pasangan calon Gubernur DKI, Joko Widodo dan Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok. PDI Perjuangan memilih diam, namun tetap akan mewaspadai segala kemungkinan yang terjadi.
“Kita tidak mau menuduh siapa yang melakukan. Tapi kalau di lapangan kita menemukan fakta hukum, kita tidak akan tinggal diam dan akan segera melaporkan pelanggaran tersebut ke Panwaslu DKI,” ujar Ketua Bidang Pertahanan dan Keamanan DPP PDI Perjuangan, Riad Oscha Chalid, saat acara buka bersama kader PDI Perjuangan Kota Bekasi, Minggu 29 Juli 2012.
Selama PDI Perjuangan tidak menemukan bukti, Riad meminta semua kader untuk tidak menanggapi segala bentuk serangan berbau SARA. “Selama itu hanya isu, biarkan saja. Karena saya yakin Jokowi-Ahok akan menjadi semakin besar. Imam Ali saja mengatakan, kalau ada yang difitnah maka dosa orang yang di fitnah, akan mengalir ke si pembuat fitnah,” katanya.
Republik ini kata Riad, milik semua warga negara, apapun suku dan agamanya. Menurutnya, warga DKI juga cukup berpendidikan dan mampu menilai dengan baik.
“Semua warga Indonesia punya kesempatan yang sama, termasuk jadi Gubernur DKI. Selagi dia mampu, kenapa tidak,” imbuhnya.
Terkait dengan masalah politik uang, yang dilaporkan tim sukes Foke-Nara, Riad sangat yakin itu tidak akan berpengaruh kepada pemilih di putaran kedua mendatang. Apalagi, Panwaslu DKI sudah menggugurkan gugatan akibat tidak cukup bukti.
“Calon kita ini nggak punya uang, apalagi gudangnya di Solo baru saja terbakar,” katanya.
Untuk Pilkada DKI putaran kedua ini, PDI Perjuangan akan berjuang dengan cara gotong-royong. Ini untuk semua hal, termasuk pendanaan kampanye.
“Saya saja punya tanggung jawab di Kecamatan Tebet, begitu halnya dengan kader lain baik di DPR ataupun yang di DPC, PAC dan Ranting,” ujarnya.
“Kita tidak mau menuduh siapa yang melakukan. Tapi kalau di lapangan kita menemukan fakta hukum, kita tidak akan tinggal diam dan akan segera melaporkan pelanggaran tersebut ke Panwaslu DKI,” ujar Ketua Bidang Pertahanan dan Keamanan DPP PDI Perjuangan, Riad Oscha Chalid, saat acara buka bersama kader PDI Perjuangan Kota Bekasi, Minggu 29 Juli 2012.
Selama PDI Perjuangan tidak menemukan bukti, Riad meminta semua kader untuk tidak menanggapi segala bentuk serangan berbau SARA. “Selama itu hanya isu, biarkan saja. Karena saya yakin Jokowi-Ahok akan menjadi semakin besar. Imam Ali saja mengatakan, kalau ada yang difitnah maka dosa orang yang di fitnah, akan mengalir ke si pembuat fitnah,” katanya.
Republik ini kata Riad, milik semua warga negara, apapun suku dan agamanya. Menurutnya, warga DKI juga cukup berpendidikan dan mampu menilai dengan baik.
“Semua warga Indonesia punya kesempatan yang sama, termasuk jadi Gubernur DKI. Selagi dia mampu, kenapa tidak,” imbuhnya.
Terkait dengan masalah politik uang, yang dilaporkan tim sukes Foke-Nara, Riad sangat yakin itu tidak akan berpengaruh kepada pemilih di putaran kedua mendatang. Apalagi, Panwaslu DKI sudah menggugurkan gugatan akibat tidak cukup bukti.
“Calon kita ini nggak punya uang, apalagi gudangnya di Solo baru saja terbakar,” katanya.
Untuk Pilkada DKI putaran kedua ini, PDI Perjuangan akan berjuang dengan cara gotong-royong. Ini untuk semua hal, termasuk pendanaan kampanye.
“Saya saja punya tanggung jawab di Kecamatan Tebet, begitu halnya dengan kader lain baik di DPR ataupun yang di DPC, PAC dan Ranting,” ujarnya.
Sumber: Klik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar