Senin, 27 Agustus 2012

Selebaran Megawati, Tim Jokowi-Ahok Cuek

Jakarta--Boy Sadikin, Ketua Tim Sukses Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama tidak mau ambil pusing soal beredarnya selebaran "Dukung Jokowi=Dukung Megawati" kemarin. "Kami enggak mau menanggapi yang seperti itu. Itu sudah biasa," ujar Boy ketika dihubungi, Ahad 26 Agustus 2012.

Ia mengaku tidak tahu-menahu asal –usul selebaran tersebut. "Kami enggak pernah buat begitu," ucapnya. Boy menyebut itu ulah orang-orang yang tidak bertanggung-jawab. Dia yakin pelakunya tidak berbeda dari oknum yang menyebar spanduk bertulisan serupa sebelumnya. "Samalah (pelakunya)."

Sebelumnya, di Kelurahan Pondok Bambu, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, Agatha Novi, seorang warga menemukan sebelas lembar selebaran dengan cap berwarna merah ''DUKUNG JOKOWI = DUKUNG MEGAWATI'' di halaman rumahnya. "Saya pikir itu undangan dari Ketua RT, tapi kok ini sampai sebelas lembar," ujar Agatha.

Agatha yang hendak masuk ke halaman rumahnya itu langsung membuka salah satu selebaran yang terlipat. Di dalamnya tercetak foto wajah Taufik Kiemas di sebelah kiri, dan Joko Widodo di sebelah kanan. Di bagian atas tertulis "MARI PILIH JOKOWI JADI GUBERNUR DKI JAKARTA PERIODE 2012-2017".

Sedangkan di bagian bawah tertulis "SUPAYA MBAK MEGAWATI SUKSES JADI PRESIDEN KEMBALI (COMEBACK) UNTUK PERIODE 2014-2019!!!". Agatha menyatakan heran karena di halaman-halaman rumah para tetangga tidak terlihat ada selebaran-selebaran serupa.

Boy menyatakan, dia tidak akan berupaya mendesak Panitia Pengawas Pemilukada DKI untuk mengusut penyebar selebaran tersebut. "Panwaslu sudah banyak kerjaan," dia berujar singkat.

Dia menambahkan, PDI Perjuangan selaku pengusung Jokowi tidak berencana menjadikan Jokowi sebagai batu loncatan buat Megawati maju pada pemilihan presiden 2014. "Dari PDIP tidak ada rencana itu. Kami fokus hanya ke pemilukada."

Meski dia mengakui peluang untuk itu memang ada, Boy yakin, jika kelak Jokowi memimpin Jakarta, pria asal Solo, Jawa Tengah itu tidak akan mengutamakan kepentingan golongan. "Dia untuk masyarakat Jakarta, tidak bisa memihak salah satu golongan."

Boy mengklaim, seperti itu pula yang terjadi ketika Jokowi menjabat walikota Solo. "Di Solo juga begitu, tidak mengutamakan PDIP." Sumber

Tidak ada komentar: