Layaknya tikus maka para pelaku
korupsi alias koruptor juga dapat dikatakan sebagai pihak yang merusak
tatanan. Koruptor itu rakus, seperti tikus, ia memperkaya diri dengan
cara-cara yang ilegal dan tak pantas, mengambil sesuatu yang bukan
menjadi haknya, menghalalkan segala cara demi kepentingan pribadi dan
golongannya. Tak terbantahkan, imbasnya adalah kerugian yang harus
diderita oleh pihak-pihak tertentu, terutama kerugian yang harus
diderita oleh negara.
Koruptor itu licik dan cerdik,
seperti tikus. Ia memiliki segala cara untuk mendapatkan targetnya demi
perut dan kepentingannya. Ketika aktivitas mulai terendus maka dengan
serta ia melarikan diri ke wilayah aman yang sulit terjangkau oleh
pemburu. Memasuki zona aman melalui lubang-lubang sempit dan busuk,
jikalau perlu ia pun menyeberang ke negeri orang dan ‘berganti baju’
dengan nama yang lebih keren menjadi ‘mouse‘.
Tikus itu pengecut, sama halnya dengan
koruptor. Diam-diam merancang aksinya, bersekongkol dengan yang
lainnya menggerogoti apa yang bukan menjadi haknya. Jika ada hal-hal
yang diluar dugaan, dalam hal ini ada yang tertangkap, maka dapat
dipastikan yang terangkap itu adalah tikus-tikus yang kecil. Tikus yang
besar bersembunyi di balik lubang, menunggu keadaan betul-betul dirasa
aman dan terkendalikan.
Tikus itu juga gemar bernyanyi,
lazimnya koruptor yang sering ber-tra lala tri lili. Manakala
terperangkap, nyanyian cit cit cit dan ciiiit terdengar kesana kemari
tiada henti. Cobalah dengar nyanyiannya, serta merta tunjuk hidung ini
itu, lempar batu sembunyi tangan, bersikukuh tak ada kesalahan yang
dilakukan sebelum betul-betul bukti ditemukan.
Tikus itu menjijikan, tikus itu
sumber penyakit …. apalagi yaa. Tetapi yang masih banyak status tikus
lainnya, yang jelas tikus itu adalah musuh yang nyata bagi kita semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar