Minggu, 20 Januari 2013

Perang Abadi Melawan Korupsi

Layaknya tikus maka para pelaku korupsi alias koruptor juga dapat dikatakan sebagai pihak yang merusak tatanan. Koruptor itu rakus, seperti tikus, ia memperkaya diri dengan cara-cara yang ilegal dan tak pantas, mengambil sesuatu yang bukan menjadi haknya, menghalalkan segala cara demi kepentingan pribadi dan golongannya.  Tak terbantahkan, imbasnya adalah  kerugian yang harus diderita oleh pihak-pihak tertentu, terutama kerugian yang harus diderita oleh negara.



Koruptor itu licik dan cerdik, seperti tikus. Ia memiliki segala cara untuk mendapatkan targetnya demi perut dan kepentingannya. Ketika aktivitas mulai terendus maka dengan serta ia melarikan diri ke wilayah aman yang sulit terjangkau oleh pemburu. Memasuki zona aman melalui lubang-lubang sempit dan busuk, jikalau perlu ia pun menyeberang ke negeri orang  dan ‘berganti baju’ dengan nama yang lebih keren menjadi ‘mouse‘.




Tikus itu pengecut, sama halnya dengan koruptor. Diam-diam merancang aksinya, bersekongkol dengan yang lainnya menggerogoti apa yang bukan menjadi haknya. Jika ada hal-hal yang diluar dugaan, dalam hal ini ada yang tertangkap, maka dapat dipastikan yang terangkap itu adalah tikus-tikus yang kecil. Tikus yang besar bersembunyi di balik lubang, menunggu keadaan betul-betul dirasa aman dan terkendalikan.




Tikus itu juga gemar bernyanyi, lazimnya koruptor yang sering ber-tra lala tri lili. Manakala terperangkap, nyanyian cit cit cit dan ciiiit terdengar kesana kemari tiada henti. Cobalah dengar nyanyiannya, serta merta tunjuk hidung ini itu, lempar batu sembunyi tangan, bersikukuh tak ada kesalahan yang dilakukan sebelum betul-betul bukti ditemukan.


Tikus itu menjijikan, tikus itu sumber penyakit …. apalagi yaa. Tetapi yang  masih banyak status tikus lainnya, yang jelas tikus itu adalah musuh yang nyata bagi kita semua.

Tidak ada komentar: