Jumat, 02 November 2012

Susah Hamil Karena Sindrom PCO


Siklus bulanan terganggu? Muncul perdarahan saat sedang tidak menstruasi? Bisa jadi Anda menderita sindrom Polikistik Ovarium.

Polycystic ovary atau PCO adalah kondisi ditemukannya 12 folikel atau lebih, pada satu indung telur. "PCO berbeda dengan kista. PCO hanyalah folikel-folikel kecil berukuran 5 hingga 7 mm. Sedangkan kista adalah suatu kondisi terdapatnya ruang berisi cairan atau benda padat yang dilapisi selaput pada indung telur," ujar Dr. MED. dr. Calvin Tjong, SpOG.

Satu indung telur biasanya memiliki jutaan folikel. Folikel adalah calon sel telur. Dalam satu siklus menstruasi, beberapa folikel akan membesar dan salah satunya menjadi matang. Folikel yang sudah matang, memiliki ukuran 18 hingga 25 mm.

Folikel yang sudah matang ini, nantinya akan pecah dan berubah menjadi sel telur. Proses ini dikenal dengan istilah ovulasi. Jika perkembangan folikel-folikel tersebut terhambat, produksi hormon esterogen akan meningkat, dan akan mempengaruhi pertumbuhan selaput lendir pada rongga rahim.

Penumpukan hormon esterogen lama kelamaan membuat selaput lendir pada rongga rahim menebal. Hal ini akan mempengaruhi sirkulasi darah dari dinding rahim. Ini yang kemudian menyebabkan terjadinya gejala amenorrhea, gangguan siklus bulanan, dan pendarahaan.

Tidak berarti folikel-folikel yang gagal matang akan berpotensi menjadi PCO. Namun, jika hal ini disertai gangguan menstruasi dan terdeteksi mengalami kelebihan hormon androgen, baiknya segera periksakan diri. Lakukan pemeriksaan anamnesa tentang interval, lama, dan volume pendarahan selama tiga bulan terakhir.

Sebab belum ditemukan secara pasti apa penyebab PCO, maka belum ada juga tindakan preventif yang bisa disosialisasikan. 

Tak kunjung matangnya sel telur, menyebabkan perempuan dengan PCO sulit hamil. Penanganan yang dapat dilakukan pada penderita PCO, tergantung pada tujuan pengobatan, seperti:

1. Terapi pemberian obat penyubur bagi perempuan yang ingin hamil.
Obat penyubur akan memacu pembuahan sehingga memungkinkan terjadinya kehamilan.

2. Penurunan berat badan minimal 10% bagi perempuan dengan berat badan berlebih.
Berat badan yang tidak seimbang akan mempengaruhi sistem hormonal dalam tubuh.

3. Terapi antidiabetes untuk meminimalisir resistensi insulin.
Resistensi insulin ditengarai memicu terjadinya keabnormalan pada folikel-folikel bakal sel telur ini.


Selain langkah terapi, ada pula langkah medis lainnya yang dapat dilakukan, antara lain:
- Laparoskopi, tindak meminimalisir jumlah folikel pada indung telur dengan menggunakan laser.
- Ovarian Wedge Resection, tindak mengambil sebagian jaringan indung telur, dengan langkah pembedahan. Sumber

Tidak ada komentar: