Mantan Presiden Megawati Soekarnoputri dalama kurun
beberapa tahun terakhir dikenal berbeda sikap dengan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono. Namun hari ini, Rabu 7 November 2012, Mega satu sikap
dengan Presiden. Keduanya bersepakat, tak perlu lagi ada polemik soal
Ketetapan MPRS Nomor 33 Tahun 1967 soal Pencabutan Kekuasaan
Pemerintahan Negara dari Presiden Sukarno pada tahun 1967. Alasannya,
mantan Presiden Soekarno memiliki jasa-jasa sebagai layaknya pahlawan
nasional.
Bahkan tak seperti biasanya, Mega mengutip
pernyataan SBY. "Pahlawan nasional merupakan gelar tertinggi dari
seluruh sebutan yang ada di dalam kriteria tanda jasa dan kehormatan,
berarti hal-hal yang terjadi di masa lalu terutama mengenai TAP MPRS
yang selama ini membelenggu Presiden Soekarno, seperti tadi Presiden
mengatakan menjadi sebuah stigma, maka dengan demikian tentu sudah
dinyatakan tidak ada lagi," kata Megawati di Istana Negara, Rabu 7
November 2012.
Menurut Mega, TAP MPRS sudah dari dulu tidak
lagi perlu dipermasalahkan. "Bukan dicabut, tetapi tidak lagi berlaku,"
kata dia. Mega menegaskan, gelar pahlawan nasional tidak hanya untuk
Soekarno dan keluarganya. "Juga (untuk) mereka yang berjuang bersama
Bung Karno, menerima hal ini dengan baik dan tentunya ikut bergembira,"
kata dia.
Sebelumnya dalam pidato pemberian gelar Pahlawan
Nasional bagi Soekarno-Hatta, Presiden SBY meminta semua pihak menghapus
stigma negatif yang ditujukan kepada dwitunggal mantan presiden dan
wakil presiden Soekarno dan Hatta. Apalagi setelah keduanya mendapatkan
gelar pahlawan nasional.
"Saya mengajak seluruh rakyat
Indonesia, sebagai bentuk kecintaan, penghormatan, dan penghargaan
kepada kedua Bapak dan Guru Bangsa ini," kata SBY dalam sambutannya saat
menyerahkan gelar pahlawan nasional di Istana Negara, Rabu, 7 November
2012. "Mari kita tinggalkan segala stigma dan pandangan yang tidak
positif, yang tidak perlu, dan tidak semestinya."
Apalagi,
menurut SBY, Majelis Permusyawaratan Rakyat dengan ketetapannya telah
menghapuskan stigma yang tidak baik, yang mungkin ada pada Bung Karno.
"Saya punya keyakinan bahwa setiap pemimpin hakikatnya ingin berbuat
yang terbaik untuk bangsa dan negaranya. "Setiap pemimpin memiliki niat
baik dan pikiran jernih untuk membuat bangsanya bersatu, rukun, dan
maju," kata dia.
Mendekati Hari Pahlawan, setiap tahun, ada
pemberian gelar pahlawan nasional kepada orang-orang yang dianggap
berjasa kepada negara dan bangsa. Namun, untuk tahun ini, gelar pahlawan
nasional hanya diberikan kepada kedua proklamator itu.
Turut
hadir dalam pemberian gelar pahlawan nasional adalah kelima anak
Soekarno dari Fatmawati: Guntur, Megawati, Rachmawati, Sukmawati, dan
Guruh; anak Soekarno dari Hartini, Bayu; anak Soekarno dari Ratna Sari
Dewi, Karina Kartika Sari Dewi; dan kedua anak Hatta: Meutia dan Halida. Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar