"KPK lahir di tengah-tengah korupsi yang sudah mengakar, masif dan
tersistem dengan kokoh, namun KPK harus tetap menghadapinya dengan
keteguhan jiwa. Kami akan memberikan dukungan penuh terhadap upaya KPK
untuk memberantas korupsi di negeri ini," kata Hasyim Muzadi di
Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Malang, Kamis.
Menurut dia, dukungan secara masif terhadap KPK untuk memberantas
segala bentuk korupsi di Tanah Air selama lima hari terakhir ini cukup
besar dan menjadi salah satu modal besar bagi KPK dan siapa pun yang
antikorupsi.
Akan tetapi, lanjutnya, dukungan sebenarnya terhadap KPK ini adalah
bagaimana moral masyarakat Indonesia untuk menghadapi kasus-kasus
korupsi tersebut, sehingga bukan hanya dukungan secara institusional.
Bahkan, kata Sekjen "International Conference of Islamic Scholars"
(ICIS) tersebut, Indonesia sudah terlalu banyak orang yang terlibat
korupsi, sehingga saat ini sangat sulit mencari orang yang tidak
korupsi.
"Tapi, kalau KPK kita jalan dan semua elemen memberikan dukungan
nyata, dalam kurun waktu tidak lama pasti korupsi di Tanah Air sudah
berkurang cukup signifikan," katanya.
Ketua KPK Abraham Samad juga mengakui, pemberantasan korupsi di Tanah
Air sangat sulit jika peran masyarakat sangat minim, sebab personel di
KPK sendiri jauh dari mencukupi.
Dari jumlah penduduk Indonesia sekitar 250 juta jiwa, katanya,
personel KPK hanya 700 orang dan 180 diantaranya adalah penyidik
korupsi. Padahal, pengaduan korupsi yang amsuk ke KPK rata-rata 50 kasus
per hari.
"Tanpa peran serta masyarakat dan dukungan dari semua elemen, KPK
pasti akan tertatih-tatih untuk memberantas korupsi di negeri ini.
Sebab, selain personelnya yang minim, korupsi di Indonesia sudah
berevolusi, mulai dari cara ortodox hingga super canggih dan luar biasa
sistemnya," ujar Abraham. Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar