Senin, 01 Oktober 2012

Kemenangan Jokowi Ahok Didukung Pasukan Senyap


Kesuksesan seseorang pasti ada campur tangan dari pihak lain yang tidak pernah terungkap ke permukaan. Jika dikaitkan dengan kesuksesan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama, mereka pun memiliki "tenaga" lain yang terus bekerja keras mengawal pertarungan dalam memperebutkan DKI 1.

Mereka adalah tim yang menamakan dirinya sebagai Relawan Jakarta Baru. Tim yang sebagian besar dari anak-anak muda ini bekerja pagi hingga malam untuk satu tujuan, yakni memenangkan Jokowi-Ahok merebut kursi DKI 1.

Direktur Eksekutif Cyrus Network Hasan Nasbi menjelaskan bagaimana tugas tim Relawan Jakarta Baru ini dalam pertemuannya di War Room dan Data Center Jakarta Baru yang bermarkas di Gedung 165, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Kamis (20/9/2012).

Para relawan ini jumlahnya tidak tanggung-tanggung, mereka beranggotakan 15.059 relawan dibawah 42 Koordinator di tingkat Kecamatan dan 706 yang berada di Tingkat Kelurahan, yang sebagian besar menyebar ke berbagai Kelurahan dan Kecamatan di DKI Jakarta. Tugas mereka pun tidaklah ringan.

Tim Intelektual dari semua pergerakan ini yakni ada 31 tim yang memegang komando paling atas. Tugas ke-31 orang ini memproyeksikan pekerjaan yang lebih besar mengenai konsep, kreasi dan juga media yang terus mempublikasikan Jokowi-Ahok.

Terkait kinerja, tim ini bergerak sangat rahasia. Mereka telah terikat dengan perjanjian untuk bergerak secara rahasia tanpa diketahui publik bahwa mereka sebenarnya relawan Jokowi-Ahok dan dibawah komando struktural yang ada di atasnya.

"Kerahasiaan ini agar strategi kami tidak dibaca atau digunakan pihak lain," ujar Hasan.
Tugas mereka pun tidak mudah, satu orang mendapat tugas untuk memantau tiap Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang telah ditentukan sebelumnya. Pemantauan pun harus presisi, tidak boleh kurang atau lebih dari yang telah ditentukan. Bahkan, mereka ini harus benar-benar memastikan TPS yang dipantau ada yang memilih Jokowi-Ahok.

Pelatihan yang dilaksanakan untuk membina tim ini tidak sebentar. Mereka dilatih selama tiga bulan, sejak bulan Maret sampai Juni 2012. Training yang dilakukan pun cukup ketat pada proses seleksinya.

"Semangat voluntarisme kami uji. Mereka juga melalui proses dahulu bagaimana kerja di lapangan," kata Hasan.

Selain latihan pengujian semangat Voluntarisme, mereka juga sebelumnya dipantau rekam jejaknya, apakah pernah ikut dalam kubu pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur Foke-Nara atau tidak melalui sosial media.

Hasan menjelaskan, Cukup ketatnya perekrutan ini lantaran pihaknya tidak ingin mendapati adanya 'pengkhianat' ketika operasi sedang dijalankan.

"Kalau menurut kami mereka tidak memuaskan, ya tidak kami rekrut," kata Hasan.

Meski perekrutan dijalankan seketat mungkin, tetap saja Hasan mengungkapkan adanya 'Pengkhianat' yang mencoreng kinerja tim. Setidaknya dalam operasi ini ada beberapa nama yang enggan diungkapkan.

Hasan menjelaskan, pembelotan tersebut sebenarnya simpel, hanya karena urusan kantong saja. Biasanya, mereka yang membelot diiming-imingi uang yang tinggi dari tim calon pasangan lain, sehingga informasi menjadi tersebar.

Sanksi yang diberikan oleh anggota tim rahasia yang membelot ini tidak main-main. Apabila ada informasi yang tercecer dari anggota, maka anggota tersebut langsung dikeluarkan dari tim. Sumber

Tidak ada komentar: