Selasa, 23 Oktober 2012

Google Ancam Blokir Media Prancis


Google mengancam akan memblokir surat kabar Prancis dari mesin pencarian mereka jika negara itu meloloskan aturan yang mewajibkan mesin pencari itu membayar atas hak menggunakan artikel berita secara online.


Undang-undang baru itu, dijuluki 'Google law', dipelopori oleh surat kabar Prancis. Undang-undang itu menyerupai undang-undang serupa yang sedang digodok di Jerman. Pemilik surat kabar Prancis meyakini pendapatan dan hak cipta mereka terganggu ketika hasil pencarian Google menampilkan konten mereka.


Menteri Prancis untuk Teknologi Tinggi, Fleur Pellerin, mengatakan kepada surat kabar Prancis, Le Figaro, pemerintah sedang mempelajari gagasan itu. "Eropa akan lebih kuat jika bersatu terhadap gagasan itu," ujarnya. Menurut juru bicaranya, Pellerin berada di Berlin pekan lalu untuk berbicara dengan mitranya mengenai proposal itu.


Menteri Kebudayaan Prancis, Aurelie Filippetti, baru-baru ini mengatakan kepada sebuah komisi parlemen bahwa aturan itu penting untuk dikembangkan.


Surat Google yang dikirim ke beberapa pejabat Prancis dan diterbitkan online, Senin, 22 Oktober 2012, menyebutkan bahwa aturan itu akan mengancam keberadaan Google. »Kami pikir aturan seperti yang diusulkan di Prancis dan Jerman akan sangat merusak Internet. Kami telah mengatakan secara terbuka selama tiga tahun," kata Olivier Esper, Direktur Kebijakan Publik Google di Prancis.


Google mengatakan langkah itu merugikan pengguna Prancis, inovasi di Internet dan akhirnya ke penerbit berita itu sendiri. Namun, raksasa pencarian itu mengatakan akan tetap berkomitmen untuk berkolaborasi dengan Asosiasi Penerbit Perancis.


Perwakilan Google bertemu di Paris dengan Fleur Pellerin, Menteri Prancis untuk usaha kecil, inovasi, menurut Arnaud Guillois, juru bicara Kedutaan Besar Prancis di Washington.


Google juga merupakan bagian dari kelompok lobi di Jerman yang menentang undang-undang serupa yang diusulkan di sana, meskipun perusahaan belum mengirimkan surat penolakan ke pemerintah Jerman, kata juru bicara Google. Sumber

Tidak ada komentar: