Jumat, 21 September 2012

Kemendikbud Harus Awasi Ketat Buku Pelajaran Sekolah

Satuan Tugas Perlindungan Anak (Satgas PA) mengatakan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan harus melakukan pengawasan ketat terhadap buku-buku pelajaran sebelum masuk ke sekolah, sehingga materi-materi yang tidak sesuai dengan norma tidak mempengaruhi anak didik.

"Kemendikbud harus segera berbenah dan melakukan pengawasan ketat," kata Ketua Satgas PA M Ihsan di Jakarta, Jumat.

Hal itu disampaikan terkait munculnya gambar artis film dewasa, Miyabi di buku LKS SMP di Mojokerto, Jawa Timur. Foto artis Jepang itu muncul pada LKS Bahasa Inggirs kelas tiga SMP Islam Brawijaya.

Menurut Ihsan, Kemendikbud lagi-lagi kecolongan, sebab sebelumnya juga muncul cerita tentang poligami di buku pelajaran siswa SD di Jakarta.

Cerita poligami "Bang Maman Dari Kali Pasir" tersebut, sempat menghebohkan beberapa waktu lalu.
Menurut Ihsan, kasus tersebut harus menjadi pelajaran bagi Kemendikbud untuk membuat kebijakan dan lembaga pengawas materi pelajaran sekolah, sehingga semua materi harus melalui rekomendasi lembaga pengawas sebelum masuk ke sekolah.

"Kita menyadari bahwa banyak kebijakan yang dijadikan rujukan dalam penyediaan buku dan bahan bacaan siswa. Untuk menyelamatkan siswa dari pengaruh negatif dan misi tersembunyi yang sengaja masuk ke sekolah-sekolah, maka Mendikbud harus segera berbenah dan melakukan pengawasan ketat," tambah dia.

Jika tidak ada respon dan langkah kongkrit menyikapi lemahnya sistem pengawasan materi pelajaran di sekolah, Presiden harus menegur dan meminta pertanggungjawaban dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Hal itu sebagai bentuk komitmen pemerintah terhadap kepentingan terbaik bagi anak Indonesia, dan melindungi anak Indonesia dari pengaruh negatif yang sengaja merusak generasi penerus bangsa. 


Siswa SD 'Disuguhi' Buku Penjaskes Berbau Pornografi 

SAMARINDA - Setelah siswa SD di Kabupaten Bandung Jawa Barat dihebohkan dengan beredarnya buku bacaan siswa SD berbau pornografi, kali ini siswa kelas V SD Negeri 022 Sei Keledang, Kota Samarinda mengalami nasib serupa. Pasalnya siswa disuguhi soal Pekerjaan Rumah (PR) yang mengandung muatan pornografi oleh guru kelasnya.

Soal yang diduga berbau porno tersebut termuat dalam pilihan ganda dan esai di buku mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan kelas V SD yang diterbitkan Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional, dengan penerbit PT BSE dan diperbanyak CV Karunia. Buku itu ditulis Giri Verianti.

Dalam soal PR siswa kelas V yang ditugaskan gurunya pada Jumat (14/9/2012) kemarin dan disuruh kumpulkan Sabtu (15/9/2012) hari ini, memuat beberapa soal pilihan ganda A,B,C dan D serta esai yang kalimatnya mengandung unsur pornografi seperti, "Bila kita melakukan hubungan seksual, maka.....?. "Alat kelamin perempuan dinamakan?". "Sperma keluarnya lewat mana?".

"Kebetulan tadi malam siswa hendak mengerjakan soal itu karena dikumpul Sabtu hari ini, jadi anak saya karena tidak tahu jawabannya, dia nanya ke kami (orangtua)," ujar orangtua murid yang enggan disebut namanya, kepada Tribun Kaltim (Tribun Network), Sabtu (15/9/2012).

Menurut orangtua murid tersebut, tadi di sekolah, ketika PR itu dikumpulkan, sebagian besar siswa tidak mengerjakan karena tidak mengerti.

"Anak-anak yang lain katanya enggan mengerjakan soal itu karena tidak mengerti," ungkapnya.
Orangtua murid itu menilai, dalam buku Penjaskes tersebut terdapat dua lembar soal pilihan ganda dan esai yang memiliki muatan pornografi.

"Saya kira buku itu tidak pantas dijadikan pedoman karena mengandung unsur pornografi," katanya.
Dikonfirmasi terkait adanya soal PR berbau porno yang termuat dalam buku Penjaskes itu, Kepala SDN 022 Samarinda Seberang, Yusran SPd mengaku, dirinya belum mengetahui terkait adanya soal PR yang berbau pornografi.

"Sampai saat ini saya belum tahu, informasi dari orangtua murid maupun dari guru yang bersangkutan juga belum ada," kata Yusran.

Dia berjanji, akan segera menelusuri keberadaan buku yang memuat soal PR berbau pornografi itu.

"Insya Allah kita akan coba telusuri dan konfirmasi dengan guru yang bersangkutan. Kita ingin tahu kalimat soalnya seperti apa, apakah soal itu dia buat sendiri atau diambil dari buku panduan lain. Biasanya kalau untuk PR, kebanyakan guru itu mengambil dari buku lain, entah dari penerbit mana kita enggak tahu," jelasnya. Sumber



Tidak ada komentar: