Minggu, 02 September 2012

Kalimat-Kalimat Hebat dan Berenergi dari Jokowi


Jakartabaru.co - Sosok Jokowi memang membuat saya yang tinggal jauh dari Jakarta semakin penasaran untuk mencari tahu segala informasi tentangnya. Dalam setiap kali menjelajah dunia maya, rasanya tak lengkap jika tak meng-update informasi tentang Jokowi dan perjalanan even pilkada Jakarta berikut pernak-perniknya.

Malam ini, tanpa sengaja saya menemukan akun facebook Jokowi sebagai web resmi di media jejaring sosialnya dengan nama, http://www.facebook.com/Jokowi.JokoWidodo , dan saya pun langsung me- like- nya agar bisa masuk mengintip isi media jejaring sosialnya tersebut . Dalam status-statusnya, saya menemukan kalimat-kalimat bernas, inspiratif dan mencerminkan bagaimana sosok Jokowi sebagai percikan-percikan pemikirannya.

Dari apa yang di tuliskan dengan kalimat-kalimat pendek, saya menemukan energi positif dari diri seorang Jokowi yang ketika pertama kali maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta berpasangan dengan Basuki Tjahya Purnama atau Ahok dipandang sebelah mata. Tapi pada putaran pertanma justru Jokowi memenangkan pertarungan dan mengalahkan pasangan incumben Foke-Nara.


Berikut Beberapa Status dalam akun facebook Jokowi tersebut yang bagi saya sangatlah dahsyat maknanya:
“Kesuksesan itu sama sekali tidak dilihat dari jabatan ataupun kekayaan. tapi lebih kepada seberapa besar kehadiran kita bisa memberi manfaat untuk sesama.”

“Jangan pernah malu untuk mencoba melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang lain, krn gajah akan tampak seperti ular jika kita hanya mmegang ekornya …”

“Lebih baik kelihatan bodoh daripada kelihatan pintar ..”

“Mari kita bersama-sama belajar berprasangka baik, walaupun kepada orang-orang yang membenci kita.”

“Jadilah Soekarno-soekarno muda yang mampu mendatangkan gelombang perubahan untuk membangkitkan Bangsa ini dari tidur panjangnya.”

“Pasti ada hikmah dibalik setiap musibah. yang terpenting adalah jangan sampai berhenti untuk melangkah. kita jadikan musibah sebagai pelajaran berharga untuk lebih berhati-hati dalam menata langkah.”

“Kita tidak pernah minta dilahirkan dalam ras apa, agama apa dan dalam kondisi yang seperti apa. Kita bagaikan keluarga besar, atau bisa diumpamakan seperti anggota tubuh dalam satu tubuh. ada yang berperan sebagai tangan kanan/kiri, ada yang berperan sebagai kaki kanan/kiri dan sebagainya. masing2 punya kelebihan dan kelemahan.akal dan fikiran sebagai pemimpin yg selalu tunduk pada nurani, akan membawa kebersamaan pada tiap-tiap anggota tubuh untuk bekerja secara bersama-sama. Perbedaan itu indah, jika kita bisa menggali makna didalamnya. yang terpenting adalah rasa kebersamaan yang harus selalu kita jaga.”

“Pemimpin itu ‘Melayani’, bukan ‘Dilayani’. Cara pandang seperti itu yang harus kita kedepankan agar jangan lagi ada rakyat yang tersisihkan.”

“Katakan ‘IYA’ kalau memang iya, dan katakan ‘TIDAK’ kalau memang tidak, apapun resikonya. jangan krn kpentingan, keputusan harus berubah. Disitulah ketegasan dan jiwa kepemimpinan di uji.”

“Semua diantara kita pasti punya kelebihan dan kekurangan. melakukan kesalahan adalah hal yang wajar mengingat kita memang jauh dari kesempurnaan. tapi yang harus kita tekankan adalah mau mengakui & mmperbaiki setiap kesalahan.”


Membaca semua percikan pemikiran dan perenungan dengan bahasa yang simpel tersebut, saya percaya bahwa sosok Jokowi memang pribadi berbudaya. Sosok pemimpin yang ditunggu oleh Bangsa Indonesia. Rakyat sangat merindukan hadirnya pemimpin yang berbeda diantara banyaknya orang yang mengaku “pemimpin” yang merasa hebat.

Kini Jokowi berhadapan dengan keroyokan partai-partai besar dalam ikhtiarnya maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta di putaran kedua. Dalam kekhawatirannya yang manusiawi, dia tetap ikhlas dan optimis, bahwa koalisinya dengan rakyat, dengan warga Jakarta, dakan memenangkan pertarungan tersebut.

Sungguh sayang rasanya jika sosok seperti Jokowi disia-siakan, gagal untuk menjadi pemimpin di negeri ini hanya karena pertarungan politik partai yang dengan segala cara mempertahankan eksistensi kekuasaan status quo yang tidak happy terhadap perubahan serta perbaikan bangsa ini. Semoga saja Takdir Tuhan berpihak padanya. [Usman Kusmana] Sumber

Tidak ada komentar: