Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Rodham
Clinton menyatakan harapannya agar Indonesia tetap menjunjung tinggi
prinsip-prinsip dasar hak asasi manusia dan demokrasi.
"Karena Indonesia merupakan negara demokratis terbesar di kawasan, bahkan negara demokratis ketiga terbesar dunia," katanya dalam konferensi pers bersama seusai pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa di Kementerian Luar Negeri, Senin malam, 3 September 2012.
Secara khusus, Hillary meminta pemerintah Indonesia melindungi kaum minoritas. "Kami berdua sepakat bahwa tidak boleh ada diskriminasi atas dasar apa pun, baik agama, kelompok, sektarian, maupun etnisitas," kata dia. "Kami turut mempromosikan kebebasan dan toleransi untuk semua."
Sebelumnya, organisasi penggiat hak asasi manusia, Human Rights Watch (HRW), meminta Hillary Clinton untuk membicarakan perlakuan terhadap kelompok agama
minoritas dan tahanan politik dengan pemerintah Indonesia.
"Menteri Clinton harus menekan pemerintah Indonesia mengambil langkah konkret untuk membahas peningkatan intoleransi beragama," kata John Sifton, Direktur Advokasi Asia. "Indonesia harus menyadari bahwa hukum dan kebijakan opresif terhadap minoritas beragama menyulut kekerasan dan diskriminasi."
HRW juga menilai Indonesia gagal mengatasi peningkatan kekerasan, terlihat dari penyerangan oleh kelompok-kelompok Islam garis keras di Jawa dan Sumatera terhadap minoritas, termasuk Ahmadiyah, Kristen, dan Syiah. Organisasi itu menyebut serangan terhadap komunitas Syiah di Sampang, Madura, pada Ahad dua pekan lalu, sebagai salah satu contoh. Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar