Sabtu, 03 November 2012

Gesekkan Payudara Selama 110 Menit, Pelanggan Bayar Rp 1,8 Juta

Prostitusi di Jepang biasa disebut Fuzoku (industri seks komersial) biasanya tidak jauh dari mandi sabun (soapland), cewek panggilan atau sering disebut Deriheru, dan sebagainya, kini turun harga, menjadi lebih murah dibandingkan 20 tahun lalu. Demikian hasil penelusuran Tribunnews.comdi Tokyo seminggu terakhir ini.

Kini tidak sedikit industri seks juga mempromosikan dirinya lewat situsnya. Kelompok Yoshiwara yang semula hanya Tokyo saja, dalam dunia maya situsnya sudah melebar mengumpulkan juga klub-klub industri seks yang ada di Kanagawa, Chiba, dan Ibaraki sehingga terkumpul sekitar 20 anggota di situsnya dengan berbagai penawaran seks, mulai mandi sabun, deriheru dan sebagainya.


Kelompok bersama tersebut pun memiliki semacam sekolah seks dengan nama Yoshiwara Academy, di mana salah satu gadis primadonanya,  Asamiya, memiliki ukuran buah dada 93 cm menjadi primadona di sana, melayai jasa Paizuri (menggesekkan kemaluan lelaki di antara dua buah dadanya). Biaya hanya 15.750 yen atau Rp 1,8 juta (kurs Rp 119 per yen) selama 110 menit. Namun kita tak boleh menyentuhnya dan harus diam sampai ke “puncak birahi” lelaki.
Banyak sekali kini pelayanan seks dengan harga murah sekitar 10.000-15.000 yen (Rp 1,1 juta -Rp 1,7 juta) dengan berbagai alasan dan kondisi yang ada sekarang di dalam negeri Jepang.


Menurut buku putih polisi Jepang, pada tahun  2011 tercatat 1.238 toko mandi sabun di Jepang. Padahal lima tahun sebelumnya sebanyak 1,248 clubs. Berarti setahun tutup dua toko.


“Gempa bumi 11 Maret 2011 benar-benar ledakan terakhir sebelum kehancuran dunia bisnis seks di Jepang saat ini,” ungkap seorang manajer toko seks di Tokyo kepada Tribunnews.com, pekan ini.
Kehancuran itu pun ditambah lagi mulai munculnya seks “window dressing” wanita dengan pakaian sangat minim memajang diri di depan kaca toko seks, memperlihatkan kepada yang lalu lalang keindahan tubuhnya. Mirip dengan red-light district di Amsterdam. Namun ini di gang-gang di daerah Kawasaki, pinggiran Tokyo.
Ternyata semuanya orang China dan Korea dengan harga murah 10.000 yen (Rp 1,1 juta) sekali main. Manajernya orang Jepang, Masao Kosugi, telah ditangkap polisi.
Meskipun bisnis seks semakin melemah di Jepang ditambah pengetatan kepolisian Jepang memonitor dunia seks akhir-akhir ini, permintaan lelaki yang ada menimbulkan penawaran di lain pihak. Tampaknya tak bisa berkurang drastis seperti bisnis yang biasa, karena memang ada kenikmatan tersendiri sebagai pribadi kelaki ke dunia seks tersebut. Apalagi di Jepang, di mana tamu benar benar sebagai raja, kita dilayani luar biasa oleh wanita yang cantik-cantik ini. Mau merasakan menjadi raja? Datanglah ke Jepang sekarang. Sumber

Tidak ada komentar: