Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tidak mau
menelan bulat-bulat data Badan Pusat Statistik (BPS) terkait jumlah
penduduk miskin di Ibu Kota. Bahkan Ahok 'menaikkan' angka orang miskin
di Jakarta.
Hal itu diketahui saat Ahok rapat dengan BPS DKI Jakarta di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (22/11) kemarin.
"Angka kemiskinan (versi BPS) berbeda dengan beliau (Ahok). Beliau
menghendaki kebutuhan hidup layak (KHL) untuk menghitung standar
kemiskinan, sementara kita berdasarkan standar internasional (per
kalori)," kata Kepala BPS DKI Jakarta Nyoto Widodo usai bertemu dengan
Basuki.
Dengan menggunakan standar internasional tersebut, BPS
mencatat jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta sebesar 362 ribu jiwa.
Sedangkan Basuki memperkirakan lebih besar daripada itu karena
berdasarkan KHL.
Meski demikian BPS tidak akan menggunakan
standar yang dibuat Ahok. "Kita sudah ada standar yang baku secara
internasional. Ini saling mengkayakan saja," katanya.
Sebelumnya, Ahok juga enggan menggunakan data BPS terkait pemberian
kartu Jakarta sehat (KJS). Bila merujuk data BPS, maka penduduk miskin
di Jakarta adalah mereka yang memiliki surat keterangan tidak mampu
(SKTM).
"Kami tidak suka pakai BPS. Patokannya (penduduk
miskin) sederhana karena kami hanya urus yang mau masuk rumah sakit
kelas tiga. Kan, orang kaya enggak akan mau di kelas tiga," kata Ahok
beberapa waktu lalu.
Mantan Bupati Belitung Timur ini
menegaskan bahwa teknis pelaksanaan kartu Jakarta sehat sangat mudah
karena setiap warga hanya perlu mendaftarkan diri melalui Puskesmas
dengan menyertakan KTP dan kartu keluarga (KK).
Dengan begitu,
layanan dan tindakan pengobatan dapat cepat dilakukan tanpa perlu
melewati birokrasi yang berbelit-belit seperti program serupa di masa
sebelumnya.
"Kami ingin juga orang sakit agar tidak ditolak
oleh rumah sakit karena tidak memiliki surat keterangan tidak mampu
(SKTM). Sederhana saja yang mau di rumah sakit kelas tiga pasti orang
tak mampu," ujarnya.
Jika menggunakan data BPS, maka jumlah
penduduk miskin di DKI Jakarta hanya sebesar 362 ribu jiwa, maka
Jokowi-Ahok menaikkan menjadi 4,7 juta jiwa.
Hal ini karena
Jokowi-Ahok berjanji bahwa nantinya penduduk DKI Jakarta yang akan
menerima kartu Jakarta sehat berjumlah 4,7 juta jiwa. Namun untuk
sementara baru 3.000 kartu sehat yang akan dibagikan selama 2012 untuk
warga di enam kelurahan yang kumuh dan padat penduduk. Sumber
1 komentar:
wah..wah.. bapak ahok lanjutkan...
di tunggu kunjungan baliknya gan..
http://forester-untad.blogspot.com/
Posting Komentar