Warga miskin mengumpulkan uang untuk membantu pendanaan
kampanye calon gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo dan pasangannya,
Basuki Tjahaja Purnama. Total dana yang terkumpul adalah Rp 1,303 juta.
Namun Jokowi menyatakan tak akan memakai dana itu sepeser pun.
Saweran tersebut dikumpulkan dari 29 kampung dari 4 wilayah di Jakarta
Utara, Barat, Timur, dan Pusat. Tiap warga mengumpulkan uang seribu atau
dua ribu rupiah untuk dana kampanye Jokowi. Warga miskin ini tergabung
dalam Jaringan Rakyat Miskin Kota Jakarta.
Anggota tim
advokasi Jaringan Rakyat Miskin Kota Jakarta, Yati menyatakan urunan
uang untuk dana kampanye ini merupakan langkah untuk melawan politik
uang yang berkembang. "Kalau sekarang warga dijejali uang. Kami malah
memberi kontribusi langsung. Artinya mengikat antara rakyat dan calon
gubernur, dia merasa berutang pada rakyat," kata Yati di Kecamatan
Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu, 15 September 2012.
Ketika menerima uang saweran seribu dan dua ribuan dalam toples, Jokowi
mengaku senang dan berjanji tidak akan menggunakan uang tersebut. "Akan
saya simpan sebagai kenang-kenangan, nanti akan saya kembalikan dalam
bentuk lain misalnya Kartu Jakarta Pintar dan Jakarta Sehat, pembangunan
rumah kumuh. Terlalu berat menggunakan ini, nggak sanggup saya, ini
uang rakyat," katanya.
Selain menerima saweran, Jokowi
menandatangani kesepakatan komitmen Jakarta Baru. Beberapa isi
kesepakatan adalah pelibatan warga dalam penyusunan rencana tata ruang
wilayah, penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, dan
pemenuhan hak-hak warga. Pemenuhan hak warga mencakup legalisasi kampung
ilegal yang belum bersertifikat, penataan kampung kumuh, perlindungan
dan penataan ekonomi informal.
Jokowi yakin bersatunya
warga kecil khususnya rakyat miskin akan mengalahkan koalisi besar yang
dibangun di tingkat elite. "Rombongan semut akan memenangkan pertarungan
20 September nanti," katanya. Sumber
1 komentar:
Bagus itu biasanya kan mereka menerima uang sekarang malah terbalik. hehehehe
Posting Komentar