Senin, 10 September 2012

Runtuhnya Dinasti Demokrat

Di negeri Tirai Bambu ( Cina) negara adidaya yang memiliki ekonomi yang sangat  melimpah dan sumber daya manusia yang memadai memiliki sejarah panjang dalam perjalanan negara tersebut. Berbagai dinasti-dinasti yang tumbuh zaman kerajaan cina saling menjatuhkan sama lain  untuk mencapai dan menguasai puncak kejayaan. Dinasti tersebut berusaha untuk menguasai baik bidang politik dan ekonomi karena merupakan bidang yang sangat vital bagi negara tersebut.

Hal ini tidak jauh berbeda dengan kondisi politik di Indonesia khususnya partai penguasa Dinasti Demokrat. Partai bentukkan Susilo Bambang Yudhoyono yang dulunya merupakan partai baru yang digadang-gadang membawa perubahan bagi bangsa Indonesia ini dengan sejuta misi dan visi yang sangat elegant. Hasilnya terlihat pada pemilu tahun 2004 partai ini mendapat dukungan yang sangat baik bahkan, pendiri partai tersebut berhasil mencapai puncak tertinggi yaitu sebagai Presiden Indonesia.

Dalam perjalananya pada periode 2004-2009 partai tersebut cukup aman-aman saja dalam dunia politik meskipun ada sedikit kasus-kasus politik yang mewarnai panggung politik partai demokrat. Namun, tidak ada kasus-kasus besar yang merusak nama dan citra partai sehingga dukungan dan simpatisan semakin bertambah terhadap kinerja demokrat dalam pemerintahan. Selain itu, partai-partai oposisi pun seperti kehilangan tajinya karena masyarakat menganggap partai oposisi adalah partai lama yang yang tidak membawa pembaharuan dan cenderung ditempat saja. Dan yang paling penting  adalah sosok Susilo Bambang Yudhoyono semakin memperkuat kekuasaan Dinasti Demortat dalam pemerintahan.

Pemilu 2009 merupakan puncak kejayaan dari partai yang berlambang bintang tersebut. Partai ini mendapatkan suara terbanyak sehingga otomatis dalam pemerintahan, kursri DPR  dikuasai partai bentukkan SBY ini. Dan tidak kalah hebatnya partai ini berhasil kembali mengantarkan Ketua Pembina Partai, Susilo Bambang Yudhoyono duduk manis menjabat Presiden Republik Indonesia periode 2009-2014.

 Awal Kehancuran
Memang benar, filosofi yang mengungkapkan bahwa kekuasaan bisa membuat seseorang gelap mata dan bertindak sewenang-wenang. Hal ini juga dapat kita cermati kinerja Dinasti Demokrat pada periode 2009-2014. Menang dalam pemilu serta memperoleh banyak kursi DPR dalam pemerintahan lantas tidak membuat para anggota partai yang menjadi kepercayaan masyarakat semakin rendah hati dan jumawa dalam menjalankan tugasnya . Akan tetapi, mereka semua terlena dengan jabatan dan kekuasaan yang dimiliki sekarang. Merasa diatas angin mereka bertindak tidak sesuai dengan harapan rakyat yang  sangat mengharapkan mereka membawa perubahan pada bangsa tercinta ini.

Dalam perjalananya, kekuasaan partai berlambang bintang pada periode tahun 2009-2014 mulai muncul masalah-masalah besar yang menyelimuti. Masalah tersebut tidak hanya dalam panggung politik saja tetapi masalah internal partai yang semakin membuat kinerja partai kurang optimal.

Salah satunya, kasus Nazarudin yang membuat masyarakat membuka mata tentang partai pimpinan SBY ini. Nazaruddin yang notabenya adalah mantan bendahara umum Dinasti Demokrat  tersangkut kasus korupsi mega dana Wisma Atlet Palembang. Dan parahnya lagi banyak nama politisi demokrat yang ikut terseret dalam kasus yang jelas-jelas merugikan rakyat Indonesia. Kicauan Nazzarudin yang menyeret nama Anas Urbaningrum dan Angelina Sondakh semakin memperkeruh masalah dalam partai demokrat. Tuding menuding dilakukan dari kedua belah pihak untuk membersihkan dari kasus korupsi tersebut. Anas Urbaningrum yang merupakan ketua Partai berlambang bintang tersebut mengaku bahwa tidak tahu menahu tentang kasus wisma atlet tersebut. Bahkan dalam pernyataanya dalam surat kabar Anas berani digantung di monas bila menerima sepeserpun dari kasus mega dana tersebut. Dan sampai sekarang kasus ini pun masih menjadi misteri yang belum tahu akhirnya.

            Masalah kasus mega dana wisma atlet Palembang belum ada penyelesaian yang jelas muncul lagi kasus hambalang. Dan anehnya  anggota-anggota partai demokrat ikut terseret dalam kasus yang sangat jelas-jelas merugikan rakyat.

Hal ini membuat partai yang berlambang bintang ini di ujung tanduk. Karena masalah-masalah yang yang muncul baik dalam panggung politik maupun internal partai semakin menyudutkan kekuasaan dan citra partai. Masyarakat mulai tidak percaya dengan kepemimpinan Dinasti Demokrat yang jelas-jelas banyak anggotanya yang merugikan rakyat. Bahkan, yang lebih parah dari kehancuran Dinasti demokrat ini adalah perpecahan dalam internal partai yang menyebabkan kinerja yang tidak solid dalam tubuh partai sehingga untuk menyongsong pemilu 2014 dipastikan partai ini akan sulit mendapat dukungan dari rakyat. Jadi, pada periode ini merupakan runtuhnya Dinasti Demokrat dalam pemerintahan. Sumber

Tidak ada komentar: